*Hujan badai turun.... *Petir menggelegar...
Jegarrr.. Jegerrrrr...
Waktu pertama kali gue kirim naskah dan ditolak, perasaan gue agak sedikit menciut. Eh, tepatnya nyali gue yang menciut. Pasalnya, awal pertama gue mengirim naskah ke penerbit (baca: ikutan lomba), naskah yang tidak gue sangka dan menurut gue pun biasa saja, tiba-tiba terpilih menjadi salah satu kumpulan cerpen kompilasi dan... DIBUKUKAN!
Sempat kala itu membuat gue berada di puncak ketenaran di kampus, pernah gue pajang juga disini nih...
Sayangnya, ketenaran itu tidak bertahan lama seiring semakin menurunnya kuantitas menulis gue. Ditambah lagi, sebuah penerbit yang 'menggantung' naskah gue hampir dua tahun, dan ketika dipertanyakan kembali nasib naskah gue, penerbit itu sudah pindah kepemilikan serta.... genre! Matilah!
Semakin terpuruknya gue menulis, ditambah dengan masalah diluar kepenulisan yang menghabiskan waktu gue sehingga tidak sempat untuk menulis. Saat pindah kerja pun, gue sempat terpikir kalau waktu luang yang tersisa bisa dipakai untuk menulis. Namun, lagi-lagi ada kendala dari segi waktu dan jaringan internet yang tidak lagi sekencang sebelumnya. Juga, ditambah kesibukan lain saat beralih profesi dari karyawan swasta menjadi seorang tenaga pengajar.
Namun, ada juga kalanya gue menyemangati diri dan memaksa diri untuk menulis. Kadang, gue agak terpukau sama mereka yang dulu satu buku saat lomba menulis dan mereka sudah seribu langkah lebih jauh dibandingkan gue yang masih merangkak di tempat.
Beruntungnya gue, masih ada orang-orang yang menyemangati untuk terus menulis dan menulis. Meski nggak tahu kapan akan rampung satu naskah utuh, tapi masih terus berjuang menyemangati gue untuk tetap menulis. Contohnya, nyokap gue.... Ada lagi, teman terbaik gue... Lisdut..
Sama satu orang lagi yang kenalnya tidak sengaja, berada jauh dari pandangan, namun terasa dekat saat berkomunikasi. Si koko satu ini memang luar biasa. Dengan kata-kata yang super memotivasi (calon pengganti Mario Teguh kaliiii...), gue masih berjuang dan melanjutkan cita-cita untuk menjadi seorang penulis yang sesungguhnya. Bukan musiman...
Gue inget banget sama kata-kata motivasi dari doi...
"Kemungkinan naskah di tolak itu ada dua. Satu, naskahnya memang benar jelek, atau..."
"Apa?" tanya gue.
"Naskahnya belum siap diterima pasaran saat ini. Ingat, J.K Rowling pun harus ditolak berkali-kali baru bisa setenar sekarang. So, keep fighting!'"
"Kalau aku, mungkin yang pertama," ujar gue setengah nggak pede.
Padahal, suntikan semangat itu semakin menyemangati gue. Berharap memang omongan yang kedua yang akan menjadi kenyataan. I HOPE SO!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^