OSPEK !!

21 September 2013

OSPEK !!

pembukaan pkk

Ospek! Bagi para calon mahasiswa baru, ospek seperti sudah menjadi tradisi turun temurun yang tidak boleh terlepas. Sistem ini bukan hanya ada di bangku perkuliahan, anak-anak SMA-SMP pun melakukannya, hanya namanya saja lebih halus. MOS -masa orientasi sekolah. Tujuan utama kegiatan ini sebenarnya untuk memperkenalkan dunia baru bagi para siswa yang telah lulus dari SD ke SMP atau SMP ke SMA.

Sebagai siswa yang pernah mengalami masa-masa MOS - OSPEK, pastinya masa tersebut bisa disebut masa balas dendam. Ya. Jujur, setelah dua kali merasakan -bullying- dari para kakak kelas, otomatis saya merasa trauma akan masa orientasi - masa bullying.

Saat masuk perkuliahan, sistem tersebut tentu ada. Dikampus tempat saya mendaftar, proses ospek lebih dikenal dengan nama PKK - Perkenalan Kehidupan Kampus. Untungnya, saat saya mendaftar, status saya sudah berubah menjadi seorang karyawan swasta sehingga bisa beralasan untuk hanya mengikuti proses ospek setengah jalan. Walaupun pada akhirnya saya tetap harus mengikutinya dari awal di hari terakhir ospek.

Setelah dua tahun berstatuskan mahasiswa, siswa yang super MAHA, maka tahun ini saya menjadi 'pembullying'. Sejak awal saya telah ditekankan, tidak ada sistem balas dendam. Sifatnya kebersamaan. Sifatnya memperkenalkan. Sifatnya 'have fun'. Dan segala macam yang sifatnya bertolak belakang dengan arti 'bullying' itu sendiri.

Saya terbiasa memiliki insting bagus dalam memilih sebuah acara, tentunya acara tersebut sudah saya kenal sebelumnya, maka dari itu saya memilih menjadi seksi acara. Konsekuensinya, saya harus merelakan acara jalan-jalan -gathering- dari kantor. *sigh*

Seminggu menjelang ospek, kesibukan pun mulai terjadi. Dari latihan dance buat tampil di acara penutupan, buat mahkota untuk para panitia sampai seluruh acara, minum, makan, tempat dan sebagainya.

Sebuah cerita panjang yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata secara terinci. Perjuangan para panitia yang menyiapkan acara PKK yang dianggap oleh seluruh calon MABA sebagai 'neraka' tingkat awal dari dunia perkuliahan. Akhirnya, walaupun saya tahu seberapa menyebalkannya acara PKK tiap tahunnya, saya pun memilih melibatkan diri. Kenapa?

Selain alasan 'naluri' keorganisasian saya yang bergerak, rasanya penyambutan terhadap mereka tetap harus dilaksanakan. Mungkin ada juga unsur-unsur balas dendam, tapi semua panita berupaya sekuat mungkin untuk membuatnya tidak terasa menyengsarakan, malah terasa menyenangkan.

Karena, kalau tidak ada kami-kami yang melibatkan diri, siapa yang mau menyambut mereka? Diluar dari segala unsur dan maksud keikutsertaan para panitia lainnya, rasanya tradisi ini tetap harus dihidupkan. Menyambut dan disambut. Hukum tabur tuai yang akan selalu ada. Dimana pun.