Bermodalkan info 'katanya', kami akhirnya tahu kalau letak Situ Patenggang hanya berjarak 5 kilometer dari kawasan wisata Kawah Putih. Sembari menuruni bukit yang cukup meliuk, kami disuguhi pemandangan terasering yang apik dan bersusun rapi. Udara di luar mobil pun cukup membuat kami menghirup banyak-banyak saking sejuknya.
ini ceritanya nyemiil dulu sebelum foto-foto.. |
Dan, benar saja. Tidak sampai lima belas menit, gue dan kawan-kawan melihat tanda penunjuk arah menuju lokasi Situ Patenggang. Di danau ini terkenal dengan Batu Cinta. Kalau di Korea dan Paris ada yang namanya Gembok Cinta di menara, disini ada namanya Batu Cinta. Menurut mitos yang gue baca, bagi pasangan yang menyatakan cinta di tempat itu, kelak hubungannya akan langgeng.
Nah! Masalahnya, gue kesana bukan dengan pasangan, melainkan rombongan yang kebanyakan isinya cewek semuaaa.. Masa jeruk makan jeruk. Hahahaha. Mitos itu gue ambil positifnya yakni bahwa hubungan persahabatan kami akan langgeng selama-lamanya. Yiiiihaaa... :P
Berhubung hari yang semakin sore dan langit yang semakin gelap, kami memutuskan untuk tidak melakukan berbagai macam kegiatan wisata. Disana tersedia perahu-perahu yang akan menghantarkan kita ke pulau ditengah danau, dimana letak Batu Cinta berada. Jujur, gue baru tahu kalau letak Batu itu ada di tengah danau. Hahahaha.
Sebenarnya, apabila dalam sekejap mata, danau ini seperti mirip dengan danau yang ada di dekat rumah gue. SITU CIPONDOH. Bedanya, tidak ada pegunungan atau bukit yang mengelilingi dan udaranya pun tidak sesejuk di SITU PATENGGANG.
Akhirnya, perjalanan kami di Situ Patenggang berakhir hanya dengan berfoto-foto ria. Menikmati udara pegunungan yang akan sangat jarang gue hirup bebas di Tangerang.
Yah, berarti cuma sebentar disana?
Nggak kok. Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam hanya untuk berfoto-foto ria. Yeah, we are narcism! Haahaha..
nih macam perahunya. |
Percaya atau tidak, saat di Situ Patenggang, harganya bisa 25% lebih murah lagi dari harga yang di jajakan oleh ibu-ibu penjaja strawbery keliling yang di kawah putih. Gue dapat 15ribu/2 pak yang sontak langsung di keluhkan oleh Ellen sebagai pembeli strawbery mahal. Doi mendapat harga lebih mahal dibanding yang gue dapatkan. Gondok? Jelaaaasss.. Hahahaha.
Hal menarik lainnya adalah biaya dari seluruh perjalanan ini tidak lebih dari 100ribu. Sebuah perjalanan yang murah, meriah dan cukup menyenangkan buat gue. Diakhir perjalanan, bersamaan dengan gelapnya hari, maka kami menutup perjalanan di Bandung dengan mengisi perut di salah satu pedagang pecel lele pinggir jalan.
Semangkuk soto ayam serta sepiring nasi putih cukup mengenyangkan dan menutup seluruh kegiatan hari itu. Rasa penat menguap, rasa senang menelusup di hati, perut pun kenyang. Disisa perjalanan menuju Tangerang, gue habiskan dengan tidur.
Yeah... Ini dia jalan-jalan hemat. Ada yang mau ikut jalan-jalan hemat lagi? Yuk, dirancang dari sekarang! :D
Ga naik perahunya nih? Udah lama ga jalan-jalan ke Ciwidey euy.
BalasHapusHai Arif!
HapusNggak naik perahunya karena hari semakin gelap waktu itu.
Anw, situ patenggang itu bukannya di pangalengan ya? Atau satu wilayah ya dengan ciwidey? hahaha. Buta arah, tahunya duduk dan sampai di tempat tujuan. :))