source |
Bunga bercerita pada gue. Ia bertemu si lelaki dalam suatu acara kepemudaan dari sebuah organisasi. Setelah acara itu, pertemuan mereka pun terjadi terus menerus. Hingga ia tahu beberapa banyak hal tentang si lelaki setelah kedekatan mereka.
"Coba bayangin, dia punya toko di bekas rumah gue dulu sedangkan gue dulu pernah punya toko di dekat rumah dia sekarang. Gila! Kebetulan banget, jangan-jangan jodoh kali, ya?"
Hahah! Dalam diam, gue tersenyum berusaha mengiyakan perkatan Bunga. Lalu, gue pun sempat tersirat akan kisah cinta gue yang belum kelar sampai sekarang juga. Apabila dia bilang bahwa kebetulan itu merupakan jodohnya dengan si lelaki, apa kabar dengan kebetulan gue?
Kisah tentang gue dan dia yang awalnya kenal karena sebuah organisasi kepemudaan pada saat jaman SMA. Setelah terpisahkan waktu dan jarak, tiba-tiba kita kembali bertemu di sebuah jejaring sosial bernama Facebook. Perbincangan berlanjut, ternyata kami memiliki passion dan ambisi yang sama. Nah, bisakah gue mengatakan kalau gue dan dia berjodoh? BISA! Bisa banget. Ditambah masa-masa kedekatan gue dengan doi yang akhirnya harus berakhir karena kebodohan gue. *miris*
Menatap kenyataan bahwa kebetulan dan jodoh itu tidaklah selalu sejalan, gue pun sedikit demi sedikit mulai sadar, kenapa kisah percintaan gue dengan doi nggak kelar-kelar sampai sekarang. Kalau Bunga saja berkata bahwa kebetulan yang mereka hadapi adalah jodoh, bagaimana dengan kebetulan gue?
Gue dan doi satu organisasi, checked!
Sama-sama baru lanjut kuliah setelah tunda beberapa waktu, checked!
Sama-sama punya ambisi untuk lanjut ke s2, checked!
Sama-sama suka chatting, checked!
Dan banyak kesamaan lain yang kalau dikata, benar-benar berjodoh.
Tapi...
Hey... to the Looww.. alias HELOW...
Memangnya yang satu organisasi sama DOI dan Gue itu cuma kami berdua?
Memangnya yang nunda kuliah cuma kami berdua?
Memangnya yang punya ambisi itu cuma kami berdua?
Nggak kan? Cuma kebetulan saja.
source |
Memangnya yang punya toko di depan bekas rumah Bunga itu cuma si lelaki itu doang?
Atau, memangnya yang punya bekas toko di depan rumah di lelaki tuh cuma Bunga doang?
Nggak keless... Banyak!
Banyak kebetulan di dunia ini yang memang hanya harus berakhir dengan kata... Kebetulan.
Syukurlah apabila kebetulan itu memang jodohmu, berbahagialah.
Tapi, kalau kebetulan itu cuma sekedar kebetulan? Lalu dipaksakan berjodoh? Bisa-bisa bukannya berjodoh tapi menjadi kebetulan yang tidak mengenakan. Ujung-ujungnya tetap akan hanya berakhir sebagai kenangan saja... *miris lagi*
Setelah mengetahui bahwa kejadian kebetulan vs jodoh ini bukan hanya terjadi pada gue, tampaknya sebagai manusia kita harus lebih jeli lagi. Mana kebetulan yang benar-benar berjodoh buat kita, mana pula kebetulan yang cuma sekedar... kebetulan. Bahasa lainnya, numpang lewat!
Life must go on! Orang datang dan pergi itu wajar, tapi... lagu Ello yang berjudul "Rindu" itu juga ada benarnya toh...
source |
Sakitnya hati ini tapi aku rindu, bencinya hati ini tapi aku rindu.
Yah, meratapi kebetulan yang tak berjodoh, memang berat. Biarin deh, mungkin doi cuma numpang lewat. Dan Bunga, pleaseeee.... Kebetulan itu bukan cuma sama dia kok, mungkin ada kebetulan-kebetulan lain yang kelak akan menjadi jodohmu, toh.
Mending sekarang kita nyanyikan lagi lagu Ello tadi...
Kau datang dan pergi sesuka hatimu, oooooo...
*nangis di pojokan*
Datang dan pergi itu biasa, tapi menyikapinya yang harus lebih dewasa
BalasHapuswkwkwkwk.. gw suka banget tulisan u yg ini.. agak2 nyadarin n nusuk gimna gtu, hehehe..
BalasHapus@A: Thanks atas komentar nya.
BalasHapus@Grace: Ehem.. Nusuk disebelah mana, tante? wkwkwk..