Okeh...
Sejak gue
kecanduan pada film, akhirnya gue melompat riang saat film Step Up All In
muncul di akhir bulan Juli kemarin. Seminggu setelah peluncurannya di
Indonesia, gue berhasil nonton di salah satu bioskop di bilangan Jakarta, di
saat orang-orang muslim tengah sibuk menjalin silahturahmi dengan sanak saudara
mereka.
Awal mula gue
suka film ini karena... rumor! Ya, gue tahu bahwa serial Step Up ini sudah ada
sejak lama dan sayangnya tidak ada satupun yang gue tonton sampai pertengahan
tahun lalu. Ya, gue dapat video gratisan Step Up 4 dan seketika gue langsung
jatuh cinta dengan film itu.
source |
Bukan karena
jingkrak-jingkraknya, bukan juga karena beat
musik yang mendebar jiwa, bukan juga karena orang-orangnya yang ganteng, well... itu pengecualian untuk film ke 5
ini yaa...
Hal yang paling
gue suka dari dua seri Step Up yang gue tonton adalah adanya harapan, jiwa
muda, semangat membara, kompetisi, persahabatan dan... keluarga. Tepatnya,
keluarga yang bisa kau pilih sendiri.
Mereka yang
selalu berawal dari sebuah kompetisi (ya iyalah... cuma nge-dance, apalagi yang bisa jadi awalannya,
toh...), serta jiwa muda mereka yang masih membara, ingin mendapatkan hal lebih
dan kalau bisa, menggantungkan hidupmu dari hasil kompetisi tersebut. Seperti
biasa juga, mereka dibanting sana-sini oleh si pembuat cerita, di dera masalah
keluarga, masalah keuangan, masalah ketidak sepahaman, dan masalah anak muda
lainnya yang berjiwa... labil. *ups
Tapi seluruh
masalah tadi secara tidak langsung seperti memberi tamparan pada masing-masing
dari mereka, termasuk gue yang nonton. Bahwa, sekuat apapun semangat yang
membara, sehebat apapun kompetisi yang diikuti atau selemah apapun harapan yang
diinginkan, semua pasti akan ada pemulihannya. Semua yang mereka rasakan
bertujuan membuat mereka semakin kuat dan persahabatan mereka pun semakin erat.
Menjadikan tiap individu menjadi sebuah keluarga.
Hal lain yang
juga gue suka tentang film ini adalah, masalah-masalah mereka yang terkesan...
realistik! Yeah... ngaku saja deh... Siapa yang nggak pernah merasa tersaingi
oleh seseorang yang bahkan sahabat dekat lo sendiri. Atau, merasa pernah
dibuang, diabaikan dan ditinggalkan karena mereka menemukan ‘orang baik’ dan
mereka balik lagi saat tahu mereka tidak benar-benar baik. Atau lebih parahnya,
saking membaranya jiwa muda kita, terkadang kita lupa akan arti harapan
sebenarnya yang kini terkadang dinilai oleh selembar dua lembar uang.
Yah... karena gue
anak muda. Gue ingin mencapai segalanya secara instan dan cepat, tapi gue sadar
segalanya akan cepat hilang juga, pasti! So,
film ini sekali lagi menyadarkan gue bahwa menuju puncak impian bukan
dengan jalan tol, melainkan jalan arteri yang penuh aral rintangan. Begitupun
impian gue yang sekarang baru impian... Besok? Siapa yang tahu jadinya seperti
apa?
Step Up All In.
Bagoes! Gue suka sama...
source |
Moose! Awwwww....
Nggak nahan manisnya... *kecap
kalee...*
yey step up all in! keren nih waktu bagian dance terakhirnya itu yang ada api dan pasirnya! dan entah kenapa aku lebih suka step up 4 daripada step up 5 :(
BalasHapussetujuhh sama Handiko. Actually, I also prefer step up 4 than step up 5... hehehe
Hapus*TOSS*