27 Juli 2014

Perihal Nonton Bioskop

Well, gue akui kalau sekarang memiliki hobi baru yakni menonton. Baik movie ataupun drama. Untuk kategori drama, gue paling suka drama Korea. Yaa elaah, nggak usah diragukan lagi kali... Bermodalkan tampang, jalan cerita yang jelas dan yang pasti.... nggak beratus-ratus episode. *tersanjung....*
source
Untuk movie, dari seluruh penjuru dunia, berbagai genre baik animasi maupun fiksi hingga kisah nyata sekalipun, gue jabanin.

Kecintaan gue akan hobi baru ini, bermula saat gue mulai memiliki bluebie (nama laptop gue). Awalnya iseng-iseng download drakor berjudul The Moon That Embraces The Sun. Film itu juga pelopor ketagihan gue akan drakor-drakor lain yang memenuhi memori lepti gue.

Ternyata, nonton drama yang berepisod-episod, mulai membuat gue bosen. Akhirnya beralih sedikit ke yang lebih ringan, yakni movie. Tentunya juga, ini gratisan. Download di kantor atau minta sama teman yang punya. Banyak cara menuju Roma, bukan? Hehe..

source
Lalu, pernahkah gue terpikirkan untuk bisa nonton langsung di bioskop? Secara, kalau mau nonton gratisan pastinya akan jadi orang kesekian yang menonton setelah tayang resmi di bioskop. Dan pastinya juga, akan dibilang kupdate alias kurang apdet.

Berhubung hobi menonton ini baru muncul dalam dua tahun terakhir, maka bisa dihitung jumlah gue nonton di bioskop. Mungkin belum sampai 20 kali. *ditimpuk DVD*

Rasanya aneh, ya? Apalagi saat melihat postingan tetangga yang sehabis nonton film ini, itu yang benar-benar baru keluar. Gue kepengen banget bisa seperti itu. Sayangnya, gue terlahir sebagai Cina medit kalau untuk urusan nonton di bioskop. Prefer to spend my money to buy food that watching. 

Selain itu, menonton dibioskop itu seperti pertaruhan, apakah film yang akan ditonton secara bayar itu bagus atau tidak. Berkesan atau tidak. Jadi, gue menonton di bioskop langsung hanya untuk film-film yang sudah gue ketahui ratingnya, atau sudah gue tunggu-tunggu setelah sekian bulan lamanya. Contoh, film Harry Potter (walau akhirnya ada juga di tipi), Twilight, The Conjuring, dan yang terakhir The Fault in Our Stars. Sisanya, tersimpan rapih di folder Movie laptop gue.
source
Kekurangan nonton di bioskop lainnya adalah gue nggak bisa menonton ulang film itu. Misalnya, ada adegan yang gue kurang mengerti dan baru dapat jawabannya di akhir, nah saat nonton ulang kita tahu kalau ternyata adegan awal berhubungan dengan adegan akhir. Contoh, Film Insidious 2.

Nah, dibalik seluruh kekurangan dan kelebihan nonton di bioskop, bukan berarti gue tidak suka nonton di bioskop. Gue suka, tapi jarang. Persiapannya pasti sekantong cemilan, segelas besar minuman yang akan habis di dua puluh menit pertama film diputar. Sisanya, nikmati sisa tontonan sambil meresapi sound effect yang mendukung, atau musik-musik yang menggugah hati.
source
1 hal yang paling penting, kalau bisa jangan sampai nonton satu baris dengan para pengoceh. Maksud gue, mereka yang sepanjang film berlangsung bisa saja ngobrol bahkan tertawa cekikikan hampir diseluruh tayangan. That's annoyed! 
Overall, baik nonton di bioskop langsung ataupun
di laptop, semuanya suka gue lakukan. Perbedaannya hanya bagaimana, dimana serta dengan siapa gue menonton. Dalam rangka menyikapi hobi baru gue ini, kemungkinan besar gue perlu menambah memori komputer gue niih!

2 komentar:

  1. Wah setuju tuh, nonton bioskop kalo filmnya ternyata jelek bisa rugi di kita huhu..

    dulu pernah waktu nonton life of pi, duduk sebelahan sama anak abg yang tiap menit pasti cekikikaan sendiri, hih rasanya pengen di toyor tuh muka muehehe

    oh iya, salam kenal dan salam blogger. follow balik blogku ya www.handikoo.blogspot.com ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, untung nggak di toyor beneran. :D

      Salam kenal juga... Uda di follow ya blog nya! :D

      Hapus

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^