30 Juni 2013
29 Juni 2013
M(issi)ove on Impossible
"Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film "Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 juni 2013"
Aku mengutip sebuah kalimat dari salah satu film yang sedang booming akhir-akhir ini.
-----------------------------------------------------------------------
Aku mengutip sebuah kalimat dari salah satu film yang sedang booming akhir-akhir ini.
“Move on bukan masalah waktu melainkan masalah hati...”
Boom!
Seperti letusan petasan dalam dada. Tercipta rasa perih yang
sudah lama ditutupi. Pura-pura tak dirasakan. Bahkan belagak tak pernah
memiliki.
Aku bilang pada diriku untuk bersabar, biar waktu yang
membayarnya. Membayar tiap luka serta rasa perih yang membekas. Rupanya aku
salah persepsi, menyatakan diriku berhasil move
on dari seseorang yang dulu berhasil mencuri hati dan tak kunjung
mengembalikannya. Aku benar-benar salah perhitungan.
Buktinya, tiap aku berselancar di jejaring sosial dan
namanya tiba-tiba muncul di timeline twitter,
jari-jariku tak tahan bila tak segera menekan layar ponsel untuk mengunjungi profile miliknya. Hal serupa juga terjadi
apabila namanya yang sakral muncul
ditengah-tengah beranda facebook milikku, rasa penasaran menyerbu lebih dulu.
Tiap kali berkunjung, aku merasa ada yang lain. Hingga sebuah
pertanyaan muncul secara tiba-tiba dalam benak. “Kemana saja dirimu? Apa
kabarmu? Bagaimana kuliahmu? Bla, bla, bla...”
The Beautiful Place Must be Visited...
Hei, guys...
I have read an article "8 Beautiful Place for Diving in Indonesia" and I made a promise to myself to reach that place before I died.
It sounds scary right? But, that's reality! We should get all of our dream until Our time is over. :)
Okay, no need to wait, Here we go... The Beautiful Place should I visited!
1. Bandung
I live and grow in Tangerang. I spent almost all of my time in this city. One day, I wish that I could go abroad. Move to the other city or province, even to the other island. Haha.. That's complicated wishes because it will take many costs and of course many times.
But, don't call me Luiza if I could not realize it! So many ways to get there, for example, joining a trip?
In the end, I just choose to make my own journey. I make a list, the place I should visit. Around the world and no need to leave my hometown.
My first journey started in 2011. That was my first time in Bandung. It's sound funny right? Yeah, but it was reality. I never go there until two years ago. Followed community trip and Taraaa... I got there twice! Checked it! I have finished the first list!
I have read an article "8 Beautiful Place for Diving in Indonesia" and I made a promise to myself to reach that place before I died.
It sounds scary right? But, that's reality! We should get all of our dream until Our time is over. :)
Okay, no need to wait, Here we go... The Beautiful Place should I visited!
1. Bandung
I live and grow in Tangerang. I spent almost all of my time in this city. One day, I wish that I could go abroad. Move to the other city or province, even to the other island. Haha.. That's complicated wishes because it will take many costs and of course many times.
But, don't call me Luiza if I could not realize it! So many ways to get there, for example, joining a trip?
In the end, I just choose to make my own journey. I make a list, the place I should visit. Around the world and no need to leave my hometown.
My first journey started in 2011. That was my first time in Bandung. It's sound funny right? Yeah, but it was reality. I never go there until two years ago. Followed community trip and Taraaa... I got there twice! Checked it! I have finished the first list!
27 Juni 2013
Kardus Merah Jambu nan Pudar...
"Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film "Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 juni 2013."
***
“Metha, cepat turun! Kamu sedang apa dikamar?”
Teriakkan Mama terdengar memekakan telinga. Metha sempat
menutup telinganya sesaat lalu kembali menyibukkan diri dengan tumpukkan
barang-barang yang tak beraturan di dalam lacinya. Kotak-kotak berbagai ukuran berhasil
dikeluarkannya dari dalam laci lalu membongkar isi didalamnya.
Diantara banyaknya tumpukkan kardus besar dan kecil, matanya
tiba-tiba tertuju pada sebuah kotak berwarna merah jambu yang agak memudar dan
mulai usang warnanya. Ia melihat bekas lelehan lilin yang telah mengering
diatas tutup kotak.
Rasa rindunya memaksa Metha membuka kotak yang selama ini
disimpannya dalam-dalam. Tak hanya dalam lemari, melainkan di dalam hatinya.
Ups, kenangan kotak itulah yang disimpannya. Disimpan pada lubuk hati terdalam
miliknya.
Metha memandang kotak merah jambu kemudian sadar bahwa kotak
itu dulunya merupakan tempat diletakkannya tas tangan mungil.
“Tas tangan?” gumamnya pelan.
Tangan Metha tak sabar lagi menunggu. Gadis itu menarik ke
atas tutup kotak.
24 Juni 2013
Jogja to Remember...
Perjalanan singkat di kota Gudeg, Yogyakarta, menyisakan banyak cerita yang tak habis ingin diceritakan. Bermodalkan kamera ponsel, meminta dengan halus dari para panitia serta memaksa seorang Roy Adiputra demi mendapatkan jepretan-jepretan sebagai kenangan selama di Yogyakarta.
Bukan untuk jalan-jalan, bukan hanya sekedar menghabiskan waktu disana. Seluruh peserta yang terpilih dilatih, dibimbing dan diberikan wadah untuk mengapresiasikan karyanya bahkan menerbitkannya secara NASIONAL!
Ya, kalian tidak salah baca. Diterbitkan secara nasional!!
Penasaran kah?
Semua kisahnya akan dimulai dari....
kaki siapa iniiiii??? |
sini...
to be continued.....
langit jogja vs langit jakarta
Aku baru menyadari perbedaan kedua langit tersebut dalam menyambut awan kelabu.
Mungkin karena aku yg masih terbawa nuansa jogja atau memang baru menyadarinya sekarang.
Awan-awan mendung yang menghiasi langit sejak aku berangkat meninggalkan kota pelajar tersebut, meninggalkan kesan beda.
Langit Jogja yg kelabu tidak sesendu langit jakarta yg mendadak membuatku ikut terkena virus-virus galau.
Mungkin juga karena dibawah naungan langit Jogja, aku tidak harus mengingat luka-luka sendu dan gelisah yang aku tinggalkan di tiap jalur rel kereta yang kulalui.
Seperti menjemput sendu, luka-luka itu menempel kembali seiring kembalinya aku kepada kota dimana aku harus melanjutkan kehidupan.
21 Juni 2013
[Afternoon Joke]: Lamar Kerjaan
Perbincangan gokil bin jayus terjadi lewat Yahoo! Messenger. Luisa (L) dan Listi (L), nah loh! Ganti...!
Luisa (Cha) dan Listi (Com), ciakakak..
------------------------------------------
xxx_com@ymail.com : has buzzed you!
:">
to tooo
eaaa... ┐(ˇ_ˇ")┌
manggil, senyum-senyum... MENGERIKAN!!
xxx_com@ymail.com : boleh kan yh g ngelamar2 ge
hehehe
nyoba doank kq
teruss....? (¬_¬")
xxx_cha@ymail.com : NGELAMAR KMN? (ups, lupa matiin capslock...◦°◦Нiнiнiнi ◦°◦: )
Luisa (Cha) dan Listi (Com), ciakakak..
------------------------------------------
xxx_com@ymail.com : has buzzed you!
:">
to tooo
eaaa... ┐(ˇ_ˇ")┌
manggil, senyum-senyum... MENGERIKAN!!
xxx_com@ymail.com : boleh kan yh g ngelamar2 ge
hehehe
nyoba doank kq
teruss....? (¬_¬")
xxx_cha@ymail.com : NGELAMAR KMN? (ups, lupa matiin capslock...◦°◦Нiнiнiнi ◦°◦: )
xxx_com@ymail.com : ke hatimu
wkwkwkwkwk
eaaa...┐(ˇ_ˇ")┌
gubrakk...!! (terjun payung dari lt.2)
cba2 aja sih
kan blum tntu dterima
xxx_cha@ymail.com : JIIIH
KEMANA (lupa lagi..., eh, sengaja ding!)
xxx_com@ymail.com : ke Perusahaan
xxx_cha@ymail.com : YA G JUGA TAU
MASA RUMAH MAKAN PADANG Щ(•Д•щ)
17 Juni 2013
15 Juni 2013
8 Juni 2013
"Wah, ini mah tulisan koran. Kamu harusnya tulis sendiri dengan bahasamu. Ganti nih!" Pak Parno-guru PKN jaman SMK.
"Bah, pak. Itu tulisan saya sendiri pak." balas gue terselip sebal sembari menarik balik tulisan gue.
Sejak itulah gue sadar kalau tulisan gue terkadang terlalu baku hingga orang pun salah sangka. Berubahlah gue.....
[Je-jeur]: Wisata Kereta #2
Perhatian!
Sebelum kamu membaca postingan ini, disarankan bagi kalian untuk membaca terlebih dahulu Je-jeur sebelumnya disini agar dapat mengerti postingan berikut.
~_~
Ada hal menarik yang lupa gue ceritain waktu di St. Sentiong, dipostingan sebelumnya. Selain si Ibu payung biru, ada hal yang menurut gue lucu terjadi. Mudah-mudahan gue bisa menuangkannya dalam tulisan dan tertangkap sisi lucunya.
Gue tengah menutupi kepala serta setengah badan gue pake tameng berwarna biru (baca: payung), perhatian gue tertuju pada peron seberang. Seorang laki-laki tampak bertanya-tanya pada petugas stasiun (diperkirakan dia sudah kenal sama si petugas) yang langsung menunjuk seseorang. Gue langsung mengintip dari balik payung mencari korban yang dimaksud.
Laki-laki itu membawa dua payung dan seorang temannya yang berada satu peron dengan gue pun datang menuju tengah pinggir peron. Gue menamai si putih (pembawa payung) dan si merah (temannya yang satu peron dengan gue).
Putih: (melambai-lambai menyuruh temannya menyeberang)
Merah: Sini lu...
Putih: Lu yang kesini, nih payungnya buat lu.
Merah: Jeh, lu lah yang kesini. Ujan tau, tar henpon gue basah. (sembari tertawa menanggapi si putih)
Si putih meringis cengegesan. Akhirnya si putih pun membuka payung dan menyeberang lalu memberikan payung satunya untuk si merah.
Lalu tiba-tiba ada seorang ibu dan anaknya menghampiri.
Ibu: Mas, ikut ke seberang ya. Ujan gede nih.
Merah: (nyeletuk) Iya tuh, kasihin.
Putih: (tampang iba) Oh, ya sudah. Silahkan bu. (beralih ke si merah) Tar jemput gue lagi lu kesini.
Ibu: Makasih, ya mas...
Si Merah melenggang meninggalkan si putih dan begitu sampai diseberang, si merah tak menoleh lagi. Dalam hati gue, bah, si merah balas dendam nih. Gue juga lihat tebakan gue benar karena si putih ketawa melihat temannya cuek saja. Suami si ibu tadi yang sudah sampai diseberang hendak mengembalikan tapi ragu-ragu, akhirnya si putih pun menyeberang hingga tengah rel dan payung baru balik.
Gue terkekek sendiri melihat kejadian itu.
"Gak usah pake payung sekalian gitu mah," celetuk gue begitu si putih meraih payungnya disetengah jalannya.
Lumayanlah, hiburan ditengah kecemasan.
Sebelum kamu membaca postingan ini, disarankan bagi kalian untuk membaca terlebih dahulu Je-jeur sebelumnya disini agar dapat mengerti postingan berikut.
~_~
Ada hal menarik yang lupa gue ceritain waktu di St. Sentiong, dipostingan sebelumnya. Selain si Ibu payung biru, ada hal yang menurut gue lucu terjadi. Mudah-mudahan gue bisa menuangkannya dalam tulisan dan tertangkap sisi lucunya.
Gue tengah menutupi kepala serta setengah badan gue pake tameng berwarna biru (baca: payung), perhatian gue tertuju pada peron seberang. Seorang laki-laki tampak bertanya-tanya pada petugas stasiun (diperkirakan dia sudah kenal sama si petugas) yang langsung menunjuk seseorang. Gue langsung mengintip dari balik payung mencari korban yang dimaksud.
Laki-laki itu membawa dua payung dan seorang temannya yang berada satu peron dengan gue pun datang menuju tengah pinggir peron. Gue menamai si putih (pembawa payung) dan si merah (temannya yang satu peron dengan gue).
Putih: (melambai-lambai menyuruh temannya menyeberang)
Merah: Sini lu...
Putih: Lu yang kesini, nih payungnya buat lu.
Merah: Jeh, lu lah yang kesini. Ujan tau, tar henpon gue basah. (sembari tertawa menanggapi si putih)
Si putih meringis cengegesan. Akhirnya si putih pun membuka payung dan menyeberang lalu memberikan payung satunya untuk si merah.
Lalu tiba-tiba ada seorang ibu dan anaknya menghampiri.
Ibu: Mas, ikut ke seberang ya. Ujan gede nih.
Merah: (nyeletuk) Iya tuh, kasihin.
Putih: (tampang iba) Oh, ya sudah. Silahkan bu. (beralih ke si merah) Tar jemput gue lagi lu kesini.
Ibu: Makasih, ya mas...
Si Merah melenggang meninggalkan si putih dan begitu sampai diseberang, si merah tak menoleh lagi. Dalam hati gue, bah, si merah balas dendam nih. Gue juga lihat tebakan gue benar karena si putih ketawa melihat temannya cuek saja. Suami si ibu tadi yang sudah sampai diseberang hendak mengembalikan tapi ragu-ragu, akhirnya si putih pun menyeberang hingga tengah rel dan payung baru balik.
Gue terkekek sendiri melihat kejadian itu.
"Gak usah pake payung sekalian gitu mah," celetuk gue begitu si putih meraih payungnya disetengah jalannya.
Lumayanlah, hiburan ditengah kecemasan.
[Je-jeur]: Wisata Kereta #1
Hai, hai... Inilah edisi perdana dari rubrik Je-jeur (jalan-jalan lieur). Artinya, jalan-jalan yang dimaksud bukan benar-benar layaknya seseorang berwisata ke suatu tempat dengan persiapan yang matang (sematang telur ceplok) melainkan sebuah jalan-jalan yang terkadang dilakukan secara dadakan (tembak hari) ataupun telah direncanakan namun terdapat penyimpangan disana-sini saat pelaksanaannya.
Tak perlu berpanjang lebar, je-je hari ini adalah Wisata kereta. Ya! Hari ini gue layaknya berwisata kereta karena setengah hari ini dihabiskan di dalam kereta bahkan distasiun. Mari kita mulai penjelajahan hari ini.
Penjelajahan hari ini dilakukan dengan tujuan ingin menebus tiket kereta yang sudah di booking beberapa hari sebelumnya. Berhubung jadwal kereta yang terlampau pagi, gue mengantisipasi dengan mengambilnya hari ini karena gue tahu kalau gak akan bisa datang tepat satu jam sebelumnya. Perjalanan dimulai dari stasiun Tangerang.
Ada kesalahan dari pertama beli tiket. Gue bertujuan ke Pasar Senen, tapi karena gue tahu kereta Tangerang hanya sampai duri jadinya gue bilangnya duri. Ternyata harusnya bilangnya Jakarta saja, jadi bisa masuk ke semua kereta dalam jalur komuter. (phabu!)
Masih bertanya-tanya dalam hati bagaimana seharusnya? Untungnya ada jalan. Gue bertanya pada petugas yang berada di atas kereta dan pendapat pencerahan.
"Gak apa-apa mba. Yang penting masih dalam lingkar Jakarta, jadi gak masalah. Tinggal pindah kereta pas di Duri terus lanjut naik kereta menuju Jatinegara."
Jujur, terselip sebuah perasaan senang saat mendengar penjelasan *mas-mas pemegang sapu itu. (lho?) Menanti kereta jalan, gue ketemu Jasmine, teman kuliah yang melintas. Syukurlah, gue gak jadi cengo sendirian dikereta walaupun akhirnya memang sendiri.
Tak perlu berpanjang lebar, je-je hari ini adalah Wisata kereta. Ya! Hari ini gue layaknya berwisata kereta karena setengah hari ini dihabiskan di dalam kereta bahkan distasiun. Mari kita mulai penjelajahan hari ini.
Penjelajahan hari ini dilakukan dengan tujuan ingin menebus tiket kereta yang sudah di booking beberapa hari sebelumnya. Berhubung jadwal kereta yang terlampau pagi, gue mengantisipasi dengan mengambilnya hari ini karena gue tahu kalau gak akan bisa datang tepat satu jam sebelumnya. Perjalanan dimulai dari stasiun Tangerang.
Ada kesalahan dari pertama beli tiket. Gue bertujuan ke Pasar Senen, tapi karena gue tahu kereta Tangerang hanya sampai duri jadinya gue bilangnya duri. Ternyata harusnya bilangnya Jakarta saja, jadi bisa masuk ke semua kereta dalam jalur komuter. (phabu!)
Masih bertanya-tanya dalam hati bagaimana seharusnya? Untungnya ada jalan. Gue bertanya pada petugas yang berada di atas kereta dan pendapat pencerahan.
"Gak apa-apa mba. Yang penting masih dalam lingkar Jakarta, jadi gak masalah. Tinggal pindah kereta pas di Duri terus lanjut naik kereta menuju Jatinegara."
Jujur, terselip sebuah perasaan senang saat mendengar penjelasan *mas-mas pemegang sapu itu. (lho?) Menanti kereta jalan, gue ketemu Jasmine, teman kuliah yang melintas. Syukurlah, gue gak jadi cengo sendirian dikereta walaupun akhirnya memang sendiri.
7 Juni 2013
[Musim Bercerita #1]: Masih setengah perjalanan...
Kamis kemarin saat liburan tengah berlangsung, ditengah sibuknya beres-beres kamar tidur lalu menyempatkan diri untuk sekedar membuka linimasa milik salah satu penerbit yang tengah berdedikasi pada penulis-penulis muda berbakat (I hope that i included it in!).
Membaca beberapa kicauan-kicauan admin yang berisikan aktifitas selama sebuah acara pelatihan penulisan yang diselenggarakan oleh penerbit tersebut. Gue langsung tertarik pada sebuah kicauan, intinya seperti ini: "Penulis yang baik adalah penulis yang selalu menulis. Walaupun hanya sebuah tweet atau tulisan pendek atau pun blog atau naskah utuh sekalipun." (*Noted! Ini yang gue tangkap loh, bukan berarti isi twit nya persis sama!!)
Nah, gue langsung mendapatkan ide untuk membuat Musim bercerita ini. Cerita-cerita yang pernah gue ungkapin serta dimuntahin di dalam blog ini.
gambar diambil dari sini |
Diawali dengan derasnya hujan di bulan Januari,
Menaruh besar harapan diawal tahun yang diguyur jutaan kubik hujan sehingga menyebabkan banjir disana-sini, mengungkapkan kecintaan pada kota dimana tempatku tumbuh dan berkembang.
Diteruskan manisnya pesta musim semi dan kasih sayang dibulan Februari, Dilanjutkan heboh dan sendunya bulan maret, sibuknya bulan april dan bulan Mei yang diwarnai kejutan tak terduga.
4 Juni 2013
Apalah arti [Sepenggal] Nama ??
gambar diambil disini |
Pepatah ada yang mengatakan, 'Apalah arti sebuah nama?'. Sebuah nama seseorang terdiri dari beberapa bagian. Di seluruh penjuru hingga pelosok dunia memiliki tradisi dan kebiasaan masing-masing yang sudah turun temurun dari jaman nenek moyang (ku seorang pelaut, giat mengarung luas samudra) hingga jaman papa-mama.
Di benua Asia yang di dominasi oleh orang-orang Tiongkok alias Chinese atau China (keturunan atau pun asli China) sudah pasti mengenal yang namanya Marga/Nama Keluarga/Nama yang turun temurun tak boleh lepas dari seseorang. Hal ini terutama bagi anak laki-laki yang kelak akan meneruskan garis keturunan keluarga tersebut. Lalu apa yang terjadi dengan keluarga yang sama sekali tidak punya anak laki-laki? Kemungkinan terburuknya mungkin akan adanya kepunahan daripada nama keluarga itu.
Skip! Okeh, kita kembali lagi ke arti [sepenggal] nama tadi. Di Indonesia, negara tempat gue lahir, tumbuh dan berkembang hingga sekarang, juga memiiliki berbagai macam adat dan tradisi yang harus, kudu, mesti diikuti oleh para keturunan mereka. Misal saja, ada sebuah suku yang mengharuskan memiliki anak perempuan karena kelak anak perempuan mereka itulah yang meneruskan garis keturunan mereka. Si laki-laki yang akan menikahi perempuan dari suku tersebut harus rela mengganti nama keluarganya dengan nama keluarga si perempuan. Tapi tidak jarang juga tradisi seperti yang gue jelasin sebelumnya itu ada.
3 Juni 2013
[Asal Tahu] : Beli Tiket Kereta via Internet
Hai, hai..
Kali ini gue akan posting bagaimana gue membeli tiket keluar kota untuk pertama kali. Ya! Anda tidak salah membaca, keluar kota-beli tiket-pertama kali.. Hahaha.. Maklum, anak dalam kota, jadi hanya tahu rumah-sekolah-kantor-gereja-mall-rumah lagi. Intinya sih, segala pelosok kota Tangerang pasti tahu..
Untuk sebuah tempat yang dikategorikan sebagai 'luar kota', tentu ini bukan kali pertama buat gue. Jika Puncak, Bogor dan Bandung termasuk kategori diatas tadi, otomatis gue gak sepenuhnya anak dalam kota. Hehe.
Nah, perjalanan kali ini gue akan berkunjung ke Jogjakarta. Untuk dapat sampai ke sana, gue memilih menggunakan moda transportasi kereta api. Transportasi berbaju besi dan satu-satunya yang memiliki jalur khusus di darat. Pertanyaannya, kenapa harus kereta api? Alasan pribadi gue ialah akan kesenangan gue akan si kuda berbaju besi ini. Alasan umumnya, kereta memang lebih murah dibandingkan tiket pesawat yang otomatis menyedot kocek lebih dalam lagi.. Hiii...
Oke, kita ke topik utamanya. Bagaimana memesan tiket kereta api 'SENDIRI'... Ingat, ini tanpa perantara jasa ataupun mini market. Selain pergi sendiri ke stasiun tempat kereta tersebut berada, lewat online pun bisa. Hari gini gak bisa memanfaatkan kemudahan ini, sungguh terlalu.. (gaya bang Rhoma..).
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuka website resmi PT.KAI untuk memesan tiket. Lalu akan muncul tampilan seperti ini...
Kalian akan disuguhi beberapa 'slide show' pemandangan-pemandangan (stasiun, peron, kereta, kantor KAI, dll). Lalu setelah itu pilih tiket dan ada tulisan reservasi yang tertulis diatasanya. Klik Reservasi.
Akan muncul tampilan seperti ini:
Kali ini gue akan posting bagaimana gue membeli tiket keluar kota untuk pertama kali. Ya! Anda tidak salah membaca, keluar kota-beli tiket-pertama kali.. Hahaha.. Maklum, anak dalam kota, jadi hanya tahu rumah-sekolah-kantor-gereja-mall-rumah lagi. Intinya sih, segala pelosok kota Tangerang pasti tahu..
Untuk sebuah tempat yang dikategorikan sebagai 'luar kota', tentu ini bukan kali pertama buat gue. Jika Puncak, Bogor dan Bandung termasuk kategori diatas tadi, otomatis gue gak sepenuhnya anak dalam kota. Hehe.
Nah, perjalanan kali ini gue akan berkunjung ke Jogjakarta. Untuk dapat sampai ke sana, gue memilih menggunakan moda transportasi kereta api. Transportasi berbaju besi dan satu-satunya yang memiliki jalur khusus di darat. Pertanyaannya, kenapa harus kereta api? Alasan pribadi gue ialah akan kesenangan gue akan si kuda berbaju besi ini. Alasan umumnya, kereta memang lebih murah dibandingkan tiket pesawat yang otomatis menyedot kocek lebih dalam lagi.. Hiii...
Oke, kita ke topik utamanya. Bagaimana memesan tiket kereta api 'SENDIRI'... Ingat, ini tanpa perantara jasa ataupun mini market. Selain pergi sendiri ke stasiun tempat kereta tersebut berada, lewat online pun bisa. Hari gini gak bisa memanfaatkan kemudahan ini, sungguh terlalu.. (gaya bang Rhoma..).
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuka website resmi PT.KAI untuk memesan tiket. Lalu akan muncul tampilan seperti ini...
Kalian akan disuguhi beberapa 'slide show' pemandangan-pemandangan (stasiun, peron, kereta, kantor KAI, dll). Lalu setelah itu pilih tiket dan ada tulisan reservasi yang tertulis diatasanya. Klik Reservasi.
Akan muncul tampilan seperti ini:
2 Juni 2013
1 Juni 2013
Hey June!
Awal bulan lagi, yah? Gak kerasa yah?
Kenapa tiba-tiba berasa rutinitas berlalu begitu saja? Bangun-Kerja-Kuliah-Tidur, Bangun-Kerja-Kuliah-Tidur.. Begitu terus tiap hari.
Okeh, berhenti mengeluh! Nah, sekarang sudah masuk di bulan Juni. Pertengahan tahun. Tak terasa sudah 5 bulan berlalu sejak tahun baru kemarin.. Cepat nya...
Selamat datang bulan Juni.. Akan ada kejutan apa di bulan ini? Lalu, tema bulan ini apa ya? Masih akan dipikirkan. Ada rencana ingin mengetik hasil wawancara dengan Kiki-san, laki-laki yang berasal dari Jepang dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Lalu ada rencana juga mewawancarai Tyas Effendy sebagai salah satu ikon yang akan di publish ke BOS juga. Selain itu, akan ada rubrik Je-je yang akan mengulas tentang perjalanan pertamaku ke Jogjakarta. Disambung Catatan-catatan redaksi yang akan muncul beberapa kali yang mungkin akan berisikan muntahan-muntahan penulis.
Terakhir, aku berharap bulan ini ada gaji ke 13 yang turun. (HOPE VERY MUCH!!!) hahaha.. Ada sesuatu yang sudah direncanakan. Oke.. Sekian dulu hari ini.
Sekali lagi, selamat datang JUNI! Semoga segala kebaikan bulan kemarin dapat terulang, kesalahan bulan kemarin diperbaiki dan tak ada yang perlu dikorbankan.
Sekian, terima kasih. Selamat malam...
Kenapa tiba-tiba berasa rutinitas berlalu begitu saja? Bangun-Kerja-Kuliah-Tidur, Bangun-Kerja-Kuliah-Tidur.. Begitu terus tiap hari.
Okeh, berhenti mengeluh! Nah, sekarang sudah masuk di bulan Juni. Pertengahan tahun. Tak terasa sudah 5 bulan berlalu sejak tahun baru kemarin.. Cepat nya...
Selamat datang bulan Juni.. Akan ada kejutan apa di bulan ini? Lalu, tema bulan ini apa ya? Masih akan dipikirkan. Ada rencana ingin mengetik hasil wawancara dengan Kiki-san, laki-laki yang berasal dari Jepang dan sudah menjadi warga negara Indonesia. Lalu ada rencana juga mewawancarai Tyas Effendy sebagai salah satu ikon yang akan di publish ke BOS juga. Selain itu, akan ada rubrik Je-je yang akan mengulas tentang perjalanan pertamaku ke Jogjakarta. Disambung Catatan-catatan redaksi yang akan muncul beberapa kali yang mungkin akan berisikan muntahan-muntahan penulis.
Terakhir, aku berharap bulan ini ada gaji ke 13 yang turun. (HOPE VERY MUCH!!!) hahaha.. Ada sesuatu yang sudah direncanakan. Oke.. Sekian dulu hari ini.
Sekali lagi, selamat datang JUNI! Semoga segala kebaikan bulan kemarin dapat terulang, kesalahan bulan kemarin diperbaiki dan tak ada yang perlu dikorbankan.
Sekian, terima kasih. Selamat malam...
Langganan:
Postingan (Atom)