25 Januari 2013

Negeri Benteng... #CCK (UPDATE!)

Sebuah kota yang terletak di pinggiran ibukota dan tengah mempercantik diri disana-sini.
Sebuah kota yang dulu dikenal sebagai kota tempat 'Jin buang anak'...
Sebuah kota yang disepelekan sejak dahulu karena letaknya yang dipinggiran ibukota...

Kini, sebuah kota pinggiran yang tengah mempercantik diri dengan pembangunan yang sedang digalakkan diberbagai tempat.
Sebuah kota yang sejak dua puluh satu tahun yang lalu ku tinggali...
Sebuah kota yang merupakan saksi bisu pertumbuhan dan perkembanganku secara pribadi...
Dari SD hingga Kuliah...

Sebuah kota yang dipenuhi segala kebaikkan dan keburukan di dalamnya...
Melebur menjadi satu menciptakan suatu memori manis di dalam hati penghuninya...
Sebuah kota bernamakan Tangerang..
Negeri Benteng dimana pernah ada sebuah benteng besar di pesisir tepian sungai Cisadane...
Sebuah kota tercinta yang akan selalu ku rindukan...
Tangerang, negeri Benteng...

sumber: google.com


Terbentang dari tempatku tinggal, perbatasan Tangerang dan Ibukota, Cipondoh.
Sebuah danau luas hingga ke alam sutera. Danau Cipondoh.
Berdasarkan pengalamanku, saat pagi bila cuaca cerah, bahkan gunung salak di Bogor pun akan terlihat dari tepiannya. Ah, bukan hanya satu gunung. Dua! Entah, yang satunya gunung apa. Tapi untuk gunung yang satu itu sudah dapat ku pastikan! :)
sumber: google.com


Bergeser sedikit ke tengah kota, terdapat sebuah jalanan bernama JL. TMP TARUNA yang rindang ditutupi pohon-pohon tinggi besar yang menutupi jalan sehingga membentuk sebuah terowongan. Bila cuaca cerah, daun-daun pohon tersebut akan berguguran bak pohon sakura dari Jepang. Hihihi.
Sayangnya gambar yang ku dapat dari internet dalam keadaan basah setelah hujan.
sumber: google.com
Menyusuri jalan ini akan menemukan Stadion Benteng, stadion kebanggaan rakyat Tangerang, disusul pusat pemerintahan kota Tangerang dan diakhiri dengan alun-alun kota Tangerang yang biasa disebut Lapangan Ahmad Yani.

sumber: google.com

sumber: google.com
Sekarang beralih pada tempat ibadah di Tangerang. Disini aku mengangkat dua agama terbesar di Indonesia dan dua tempat ibadah terbesar di Tangerang -versi saya. Pertama ialah Gereja/Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, bertempat tepat di belakang aliran sungai Cisadane. Dulunya di gereja ini ada juga pohon 'sakura' yang ku sebut tadi, namun ditebang dan hanya menyisakan satu pohon besar di tengah
Dikota ini juga ada masjid raya yang berletak persis di depan pusat pemerintahan kota Tangerang.

Sebagian besar penduduk asli Tangerang adalah orang Tionghoa atau sering disebut Cina Benteng. Di kota ini pun juga mempunyai daerah mirip pecinan di Jakarta. Namanya Pasar lama. Tempat ini memang benar-benar sebuah pasar namun dilengkapi oleh ruko-ruko atau lebih tepatnya gedung-gedung tua bermodelkan jaman dulu dan corak seperti di Cina. Seiring berjalannya waktu, gedung-gedung ini bergeser dan beralih fungsi menjadi ruko-ruko.
sumber: foto pribadi
Disini juga merupakan pusat jajanan khas kota Tangerang, dari Sate Ayam, Laksa Tangerang, Kerak Telor Benteng, Bakso, Pempek, dan sebagainya. Tiap malam banyak sekali pedagang makanan yang membuka lapaknya di pinggir jalan, pemandangan yang menambah ciri khas dari Pasar lama. Jangan heran lagi bila malam minggu atau minggu pagi terjadi kemacetan di daerah ini. Sebab utamanya ialah para pendatang dari berbagai daerah datang hanya untuk mencicipi makanan khas daerah ini.

sumber: google.com
Sebenarnya masih banyak tempat asik yang patut dikunjungi di Tangerang. Tidak hanya mal-mal yang mulai bertebaran hampir di seluruh sudut kota, tapi wisata-wisata seperti inilah yang menurutku patut dilestarikan. Masih ada pintu air 10 yang konon merupakan pintu air terbesar di Tangerang karena benar-benar ada 10 pintu. Selain itu ada juga daerah kuliner khusus Laksa Tangerang, sebuah pemakaman untuk pahlawan yang namanya diabadikan sebagai jalan utama penghubung Jakarta-Tangerang, Daan Mogot, bahkan pinggir sungai Cisadane yang kini sudah semakin cantik dengan pohon-pohon rindang dan jalan setapak yang dibuat sedemikian rupa membuat kota ini semakin hari semakin cantik.
sumber: google.com

Namun, dibalik semua keindahan pasti ada keburukan. Masalah sampah masih menjadi wacana utama di kota. Walau sudah mempunyai pembuangan sampah yang lumayan besar, tetap saja sungai Cisadane terkadang terlihat penuh dengan sampah. Entah sampah dari masyarakat sekitar atau kiriman dari penduduk pegunungan.

Dibalik semua itu, kita-lah yang harus melestarikan. Aku mencintai kota ini sebanyak waktuku yang ku habiskan dikota ini. Dikota inilah cinta pertamaku rasakan, dikota ini juga aku mengenal banyak hal, bertemu banyak orang dan memiliki banyak teman. Disini juga aku belajar bersosialisasi bahkan membuatku berani berinteraksi dengan dunia luar lewat blog ini. Sampai kapanpun, aku akan selalu kangen pulang ke Tangerang. Kota yang masih berusaha menjaga keasriannya, meningkatkan kecantikannya hingga meningkatkan taraf hidup penduduknya.

Bila suatu hari nanti aku harus keluar dari kota ini, sebuah lagu yang pantas ku nyanyikan ialah lagu Jogja milik Katon Bagaskara. Bukan Jogja, tapi Negeri Benteng tercinta, Tangerang.

Pulang ke kotaku, membawa setangkup haru dalam rindu....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^