Memiliki cita-cita...
Memiliki impian..
Pastilah semua orang punya keduanya..
Impianku,
Cita-citaku,
Terlalu banyak untuk diungkapkan..
Tapi...
Aku rencananya mau merahasiakannya terlebih dahulu hingga bukti fisiknya terbukti.
Aku ingin membuktikan diriku..
Layak dan pantas..
Tapi (sekali lagi)..
Semua terasa berlebihan..
Mari, ku ungkapkan sedikit rahasiaku..
Tahukah kalian bahwa penerbit yang telah memilih cerpenku dan menerbitkannya menjadi kumpulan cerita di buku
True Love Stories ??
Aku hanya merasa ke ge-eran atau memang berjodoh dengan penerbit ini.
Dari semua lomba-lomba yang diadakan oleh penerbit itu, aku mengikuti beberapa diantaranya.
Salah satu lomba menulis novel.
Menulis sebuah novel, adalah sebuah impian yang sudah tercetuskan di dalam otak sejak masih duduk di bangku sekolah (SMP). Berawalkan menulis di buku harian (a.k.a diary books), kini semakin fokus dan fokus. Sebenarnya alur cerita yang dituliskan merupakan alur yang benar-benar berasal dari masa masih sekolah. Jadi, dulu sempat punya komputer di rumah terus menyibukkan diri menulis disana dan hilang! Yahh, komputernya rusak dan hilanglah..
Tapi semangat menulisku masih ada. Tidak ada komputer? Pinjam komputer (*baca: warnet) yang disediakan tidak secara cuma-cuma. Haha.. Namun, lagi-lagi harus terus-terus tertahan. Kenapa? Saya masih terlalu dini dan tidak tahu apa-apa dan bagaimana cara menyalurkannya pada penerbit.
Maka, saat melihat ada lomba novel ini, niatnya langsung tumbuh lagi. Untungnya sekarang sudah punya si 'blue' acer, teman setia di kamar kala sendiri. Yah, namanya juga perjuangan ya.. Ada saja hambatannya. Faktor M (*red: malas) adalah musuh utama. Jadi, waktu itu dikasih tenggat waktu sampai 31 desember 2012, lalu karena waktunya tidak selalu bisa menyisakan sedikit untuk menulis, akhirnya mengambil cuti pun menjadi senjata terakhir.
Cuti 2 hari yang diambil benar-benar bukan cuti untuk liburan (ingat, akhir tahun biasanya identik dengan liburan, ya kan?) melainkan mengurung diri di kamar seharian lalu menatap si 'blue' dari matahari mengintip hingga meninggalkan ruangannya lagi! Haha.. Setelah itu, aku mencetak seluruh naskah (ketentuan naskah, loh) dan sialnya tinta di printer habis! Tertundalah pekerjaan yang harusnya bisa dikerjakan hanya dalam sehari.