Emi masuk ke ruang musik dan menemukan Rian tengah
bermain piano ditengah ruangan. Ia langsung berlari dan merangkul Rian dari
belakang.
“Rian... Kamu sedang apa?” seru gadis berambut ikal itu
terdengar senang.
“Apa kamu tidak lihat? Aku sedang bermain bola bekel,” sahut
Rian meledek. Lelaki itu tidak melepaskan tangannya dari atas tuts piano.
Emi tertawa. “Masa kamu main bola bekel? Hahaha...” Ia
melepaskan rangkulannya kemudian duduk manis disebelah Rian. “Aku punya kabar
baik untukmu.”
Rian, lelaki bertubuh jangkung dan berparas oriental itu
pun segera menghentikkan kegiatannya. Laki-laki itu segera menyigapkan diri dan
menatap Emi. Ia memperhatikan Emi serta siap mendengar kabar baik dari
kekasihnya.
“Apa itu, sayang?” tanya Rian.
“Aku mengajukan diri untuk ikut kompetisi violinst
se-Indonesia pada pihak kampus.” ucap Emi memulai.
“Lalu?”
“Lalu...” Emi terdiam seraya memasang wajah pura-pura sedih. “Aku... Diterima!!”
Seruan Emi segera disambut senyum bahagia Rian yang
langsung memeluknya. Emi dan Rian sama-sama pecinta musik. Emi lebih senang
bermain biola sedangkan Rian senang menarikkan jemarinya pada tuts piano.
“Syukurlah, honey...”
ujar Rian. “Semoga kamu berhasil dan kita bisa duet bareng dalam satu
panggung.”
“AMIN!” seru Emi lagi berbangga hati.