8 Juli 2016

Jikalau semua orang di dunia memiliki kesempatan yang sama saat harus mengucapkan tolong, terima kasih, maaf dan selamat tinggal, mungkin tidak akan ada lagi penyesalan akan dunia ini.

Namun, hidup memang sekeras itu. Semua hanya berusaha agar dapat lebih baik serta melakukan yang terbaik...

4 Juli 2016

Call Charity #Special Marathon

"Kenapa namanya spesial marathon? Karena kegiatan ini merupakan perpanjangan tangan dari kegiatan pembagian sembako di Vihara Tj. Burung tgl 17 Juni yang lalu."

Jadi gini... Siang itu, gue dan teman-teman Call berinisiatif untuk melanjutkan kegiatan sosial kami, yang memang judulnya perpanjangan tangan dari sisa Bakti Sosial Di Vihara tempo hari.

Sebenarnya, ide ini memang sudah ada sebelum ada ide bakti sosial di vihara. Jadi, meluluskan ide dan melaksanakan mandat. #elaahh..

Kami kumpul disalah satu rumah, lalu dari sana kami menuju toko roti tempat kami pesan sebelumnya. Diikuti cuaca yang setengah mendung juga leher gue yang seret banget karena udaranya yang panas walau mendung.

Seusai air mineral diraih, kami menuju tempat salah satu teman kami lagi yang belum keangkut. Cuaca mendung kemudian berubah menjadi gerimis rintik-rintik. Tidak lama, gerimis berubah menjadi hujan deras. Sebuah tantangan yang cukup buat gue dan tim agak sedikit was was, pasalnya waktu sudah mepet ke waktunya orang-orang berbuka.

Sampai kami memutuskan untuk meneduh di suatu tempat, hujan semakin deras. Ah, nggak. Bukan deras lagi, ada sedikit badai angin yang walau gue bilang sedikit, cukup buat gue dan tim teriak-teriak panik karena takut akan terpaan angin dan hujan yang mengerikan. Beberapa kendaraan di belakang kami pun terpaksa memilih untuk berjalan perlahan dan memasang lampu hazard agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Beberapa meter dari pintu masuk tempat kami berteduh, sebuah pohon dan tiang tampak roboh diterpa angin. Selang 1 jam kami berteduh, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima. Mepet banget dengan acara bagi-bagi tajil kami.

Target utamanya adalah para pemulung, orang-orang yang terlihat kurang mampu dan membutuhkan yang bisa kami temui di pinggir jalan. Jujur, kami agak menghindari para pengamen di lampu merah karena takut diserbu seperti yang pernah gue alami beberapa hari sebelumnya. Sayangnya, pilihan target kami ini agak sulit. Karena efek hujan, serta jalanan yang macet dimana-mana, beberapa target yang biasa kami temui tiba-tiba menghilang seakan ditelan bumi. Mereka tidak ada ditempat yang biasa kami lihat biasanya.

Akhirnya dengan semangat yang tersisa, kami baru bisa menghabiskan sisa roti hingga langit hanya menyisakan cahaya bintang dan pendar lampu jalan. Walaupun masih banyak satu dua hal yang perlu dibenahi, kami masih bersemangat untuk misi kami berikutnya..

Kira-kira mau kemana misi berikutnya ya?
Just wait! And see you next project!