31 Agustus 2014

Bye August..

Halo! Sudah akhir bulan lg aja. Sudah waktunya untuk tutup postingan dan tema di bulan Agustus ini.

Yahh. Lumayan lah, tema bulan ini cukup memacu gue untuk dapat menulis lebih dan lebih. Banyak cerita yang disajikan dibulan ini. Buat yang nggak nyimak, silahkan buka tab bulan ini yaa..

Di bulan ini juga ada banyak event yang bisa gue bagikan pada kalian. Tentunya akan jadi sajian untuk bulan depan dong.. Jadi tetap *keep on this blog*, okay...

Nah, kata penutup sudah sekarang waktunya untuk benar-benar menutup bulan Agustus ini dengan memunculkan tema bulan depan. Ngomong-ngomong, ada yang tahu lagu ini...

SEPTEMBER CERITAAAAA.... SEPTEMBER CERITAAAAA....
milik kitaaa berrrsamaaaaa....

Yap! Selamat datang septemberr... ceri(t)a! :*

28 Agustus 2014

Kepompong

Ditempat kerja gue yang baru, ada dua orang anak yang mirip-mirip tapi berbeda. Nah, loh? Jadi begini, ada anak yang bernama Melati dan Mawar (bukan nama sebenarnya). Perawakan, tumbuh besarnya, bahkan sampai ke model ikat rambutnya pun mirip bingits!

Waktu awal-awal masuk, gue sering tertukar antara Melati dan Mawar karena saking miripnya. Layaknya terbiasa, akhirnya gue tahu perbedaan Melati dan Mawar. Pastinya dari raut wajahnya dong.. Mereke berbeda kalau untuk satu hal itu.

Ceritanya, mereka sudah berteman sejak masih di playgroup setelah itu naik kelas dan sekelas lagi semuanya. Keduanya benar-benar tidak bisa dipisahkan. Saat Melati pergi ke toilet, tiba-tiba Mawar ikut-ikutan tanpa menunggu disuruh. Begitu sebaliknya.
sumber: google.com

22 Agustus 2014

Gadis itu...

Untuk pertama kalinya, ia lupa akan satu hal.
Sebuah hal yang selalu diingatnya,
Walau tidak sebaliknya.

Untuk pertama kalinya, ia lupa..
Ah, lebih tepat... melupakannya.
Karena kata lupa identik dengan kesalahannya.

Untuk pertama kalinya, ia berhasil mewujudkan mimpi serta janji yang tidak pernah ia harap dapat terwujudkan.
Karena ia tahu, untuk bermimpi pun sulit, terlebih mewujudkannya.

Untuk kesekian kalinya, ia tidak lagi kesal.
Kala pesannya hanya dibalas singkat dan... biasa.
Tidak ada yang spesial lagi baginya.

Untuk kesekian kalinya pula, ia bersedih karena harus mengakhiri tanpa punya arti.

Ia berteriak pada diri sendiri,
"Mau sampai kapan?!"
"Mau sampai kapan?!"

Ia bersikeras bertahan, mengganggap dirinya sudah lepas dari ingatannya, sayang... ketika ingatannya kembali, ia harus kembali terluka.

Ia pun menggumam, "Haruskah ini berakhir? Bahkan memulainya pun, aku tak sempat..."
source

19 Agustus 2014

Justru...
source
Pada saat hati dan pikiran sudah tidak lagi tertuju padanya,

Ia datang seakan mengingatkankalau hati ini masih miliknya... ~Luiza Cha~

15 Agustus 2014

Work Hard

"Gimana liburannya? Kemana saja?" tanya salah seorang rekan kerja saat gue baru masuk hari senin yang lalu.

"Yah... Lumayan."

"Menyenangkan?"

Gue terdiam sebentar, sedang berpikir. "Ehm... Lumayan..."


***

Jawaban standar gue terucap sesaat setelah tahu bagaimana kerasnya gue menyadari betapa beratnya gue lalui libur lebaran tahun ini. Dari sekian belas tahun gue dapat jatah libur lebaran, baru kali ini gue menggantungkan hidup pada libur lebaran ini.

Sehubungan dengan kepindahan kerja gue, akhirnya gue memutuskan untuk memutar otak demi mencari tambahan di luar sana. Pastinya, tidak mengganggu pekerjaan utama gue. Setelah bertanya sana-sini pada teman, akhirnya gue mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai SPG di salah satu event.

12 Agustus 2014

Tak Bisa Sendiri

Belakangan ini, gue baru masuk ke tahap bisa pakai eyeliner sendiri. Yah... nggak usah heran. Dari sekian tahun gue hidup, baru kali ini gue rasa kalau eyeliner itu penting dalam penampilan. Tapi kadang, saat menutup salah satu mata untuk memoles pada mata yang lain, gue merasa kesulitan. Alasannya, salah satu mata gue tidak begitu jelas dalam melihat.
 
well, mata gue nggak secantik inih kayaknya... ^^
Waktu kecil, gue pernah menjalani tes mata dan mendapati kedua mata gue memiliki minus 0.75, entah sekarang berapa. Saat itu dokter menganjurkan untuk memakai kacamata namun gue menolak keras-keras dengan alasan pusing kalau pakai kacamata. Setelah beberapa belas tahun berlalu, gue baru merasakan bahwa mata gue kini benar-benar butuh alat bantu. Tapi lagi-lagi gue bersikeras kalau mata gue tidak sakit, mereka masih cukup baik untuk melihat. Mereka bisa bertahan, pasti!

Rumor-rumor yang gue dengar dari teman-teman yang berkacamata bahwa setelah mereka memakai alat bantu itu pun tidak langsung menyelesaikan masalah mereka. Bahkan tiap tahun atau beberapa tahun sekali mereka harus mengganti lensa karena nilai minus, plus atau silinder  mereka bertambah tiap kalinya. Menyadari hal tersebut, gue berpikir bahwa kacamata secara tidak langsung telah membuat mata kita manja, hingga malas untuk berusaha lebih dan lebih. That’s only my opinion! Trust it!

Lalu, sore tadi gue mencoba untuk menutup sebelah mata gue secara bergantian saat berkendara. Tenang.. ini berkendara santai, jadi tidak masalah. Saat salah satu mata tertutup, rasanya dunia tidak satu, mereka memiliki bayangan yang sama namun tidak nyata. Pusing. Bingung. Gue tutup lagi mata lainnya, ah... memang terasa lebih terang, tapi bayangan tadi tetap ada, walau sedikit jelas. Lalu, saat gue membuka keduanya, aaah... dunia terasa terang. Terserah, baik kiri atau kanan yang tadi kurang jelas, asalkan keduanya dapat bertahan secara bersamaa, gue nggak perlu khawatir karena saat itu dunia tampak begitu jelas dihadapan gue.

source
Dunia memang begitu keras, kasar dan kejam. Ada yang bisa bertahan dan berjuang demi kehidupannya sendiri hingga sukses, tapi tidak ada yang bisa bertahan sendirian. Walaupun kalian seorang anak kos yang katanya apa-apa serba sendirian, atau para perantauan yang katanya jauh dengan keluarga, jadi segalanya serba sendirian. Lalu, dianggap apa para penjual makanan yang tiap hari dibeli, dianggap apa para pemilik kos dan penghuni lainnya yang tiap hari ketemu dan bercengkrama, atau... dianggap apa orang-orang yang menyapa kita walau tidak kenal.

Berjuang memang boleh. Berusaha dan bertahan memang harus. Tapi bukan berarti segalanya harus dilakukan sendiri, bukan? Gue mendapatkan inspirasi itu dari kedua mata yang gue pertahankan untuk tetap bekerja tanpa alat bantu. Mungkin bisa dibilang egois, tapi gue yang akan membantu mereka, dengan cara menjaga kesehatan mereka dan mengurangi konsumsi penglihatan digital. Yah, walau pada akhirnya nanti kedua mata gue merasa lelah dan gue pun tidak tega pada kesendirian mereka yang bertahan pada tugasnya yang berat.


Kata orang, mata merupakan pancaran kehidupan. Kalau menjaga kesehatan mata serta memperjuangkannya saja tidak bisa, bagaimana kita bisa memancarakan sinar kehidupan ke orang-orang. Tidak ada satu hal pun yang bisa dilakukan sendirian, meskipun binatang sekalipun. Karena mata tercipta sepasang, begitu pun manusia. Keyakinan inilah yang membuat gue selalu percaya akan ada sepasang mata lain yang bisa meluluhkan serta meyakinkan mata ini, bahwa dialah yang diutus Tuhan untuk menemani sepasang mata ini.

9 Agustus 2014

Parfum itu...

source
Aku melihat botol parfum yang menarik perhatian
Warnanya merah, berbentuk buah apel
Mirip sebuah merk sebuah ponsel pintar

Kemasannya memikat
Maka kudekati serta menghirup aroma di dalamnya
Harum semerbak, menenangkan jiwa
Menelusup ke dalam hati
Aku mulai terbuai dibawanya...

Tidak seperti parfum lainnya
Keharumannya selalu berhasil meredam amarah
Kehadirannya selalu melengkapi hari yang penuh dengan emosi
Hadirnya memberi arti lebih dari sekedar minyak wangi

Harumnya, tidak pudar hanya dalam sehari
Semerbak masih tercium hingga keesokan harinya
Saat mulai menghilang, disiramnya lagi diseluruh tubuh
Membuat hati terikat tak berpaling, pada harum manapun

Tapi aku ingin harum ini selamanya
Tidak hanya datang dan hadir saat diperlukan
Maka aku coba ‘tuk tidak menyiramnya lagi
Mencoba memberi kesempatan agar parfum menyirami sendiri tubuhnya

Sayang, penantian yang sia-sia
Sang parfum tidak bisa menyiram tubuhnya sendiri
Ia harus disirami lagi dan lagi
Melelahkan...

Ah, harum parfum itu hanyalah tinggal setetes
Biarlah aku sirami tubuhnya sekali lagi
Mungkin untuk yang terakhir kali
Lalu membiarkan harum semerbaknya menyebar sepanjang hari
Hingga akhirnya hilang sendiri
Bersama angin, bersama udara,

Bersamaan dengan seluruh kenanganku tentang sang parfum...

5 Agustus 2014

Step Up All in!

Okeh... 

Sejak gue kecanduan pada film, akhirnya gue melompat riang saat film Step Up All In muncul di akhir bulan Juli kemarin. Seminggu setelah peluncurannya di Indonesia, gue berhasil nonton di salah satu bioskop di bilangan Jakarta, di saat orang-orang muslim tengah sibuk menjalin silahturahmi dengan sanak saudara mereka.

Awal mula gue suka film ini karena... rumor! Ya, gue tahu bahwa serial Step Up ini sudah ada sejak lama dan sayangnya tidak ada satupun yang gue tonton sampai pertengahan tahun lalu. Ya, gue dapat video gratisan Step Up 4 dan seketika gue langsung jatuh cinta dengan film itu.
source

4 Agustus 2014

Tutup Buka

Hai! Tidak terasa sudah sampai kita di bulan Agustus, identik dengan bulan kemerdekaan Indonesia. *merdeka!*

Apabila sudah berganti bulan, otomatis berganti pula tema blog ini. Of course, sekaligus merangkum apa yang telah terjadi dan telah dituangkan ke dalam blog selama sebulan kemarin. Liburan telah usai ternyata, ceritanya bulan kemarin mau bayar hutang tulis menulis yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Alasannya, jaringan internet yang tidak semudah dua bulan lalu serta keterbatasan waktu yang menyebabkan gue tidak bisa menulis semasa liburan kemarin.

Tapi, jangan khawatir... akan ada beberapa cerita yang akan dituangkan di dalam bulan ini. Mudah-mudahan, tiap minggu bisa nulis ya..

Okeh, sekarang mari kita rangkum kisah-kisah bulan lalu. Bulan Juli diberi julukan 'Beautiful Sorrow' karena gue masih dalam tahap move-on dari tempat kerja gue yang lama. Bukan hanya move-on dari orang-orang, suasana serta kerjaannya, tapi move-on juga dengan nominal rupiah yang berbeda dari bulan sebelumnya. *criingg...*

Setelah berusaha keras move-on dari seluruh kenyamanan yang pernah gue terima, perlahan gue menerima anak-anak yang imut serta menggemaskan serta kerajaan baru gue yakni di kelas. Sebulan sudah gue jalani dan gue rasa ini bukan keputusan yang salah. Masih terlalu cepat untuk memutuskan salah atau benar karena dari kepindahan itu, gue belajar satu hal yang nanti mungkin bisa gue bagikan ke kalian di postingan berikutnya.

Di bulan Agustus ini, masih sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Akan ada review serta hal-hal menarik yang nyantol di kepala gue dan bisa di jadikan inspirasi bagi kebanyakan orang. Sekarang, gue sudah siap! Benar-benar siap! Menutup lembaran lama, membuka lembaran baru. 

Untuk mengawali semangat di bulan Agustus, gue mengambil tema....




AUGUST! CATCH UP!
Catch my dream......