8 November 2014

Black Martabak

Well, gue akui keingintahuan tentang dunia kuliner semakin meningkat. Apalagi sekarang ini banyak televisi yang menayangkan kompetisi memasak yang menjanjikan masa depan cemerlang. Sama seperti kompetisi menyanyi yang nggak pernah kesampean.

Daripada berkhayal nggak karuan, akhirnya gue memutuskan untuk melakukan ujicoba sendiri di rumah. Dengan berlagak kayak chef internasional, gue mencoba sesuatu yang belum pernah tapi kepengen banget dicoba dari dulu.

Gue ini pecinta martabak. Dari mulai yang manis sampai yang isinya telur pun gue doyan. Ditambah, isi martabak yang WOW dan YUMMY gitu. Nah, percobaan gue akhirnya dieksekusi beberapa bulan lalu.

Berhubung gue bukan pedagang martabak tulen, akhirnya gue membeli bahan adonan martabaknya yang instan. Merek Pon*an, ups.. gue nggak dapat royalti meskipun menyebut merek sekalipun. 
Percobaan kali ini adalah martabak manis. Berhasil nggak yah? Mari diikuti aja, yuuukk...

Pertama-tama, pastinya dipersiapkan yang namanya bahan-bahan. Silahkan diintip gambar berikut ini...
1
2


3
4

 





















Dari keempat bahan di atas, ada yang tidak tahu namanya? Yang kiri paling atas namanya air putih. Kenapa ada dua? Bedanya takarannya, pastinya yang di gelas hijau takarannya lebih banyak dibanding gelas bening. Kalau tidak salah, 100ml dan 250ml.

Yang kanan atas namanya mentega, hanya seuprit. Terus, kiri bawah adalah biji wijen yang sudah di sangrai. Sebelah kanannya namanya bahan utama. Tinggal tuang terus adon deh...

Campur bahan 1, 2 dan 4 menjadi satu di baskom lalu di mixer. Lihat kekentalannya, jika sudah cukup, air dari gelas bening atau hijau tidak usah di pakai semua. Kesalahan gue kala itu adalah semua air gue masukin, jadinya agak encer adonannya.

Setelah jadi, siapkan teflon, taruh diatas kompor dengan api kecil lalu tunggu sampai panas. Dari satu paket bahan martabak tadi, gue mendapatkan 3 adonan martabak yang siap dimasak. Lagi, faktor keenceran adonan menjadi kunci utama. Berhubung adonan gue lebih encer jadinya panggangan pertama dan ketiga gagal, bro!

Panggangnya agak kelamaan serta api yang kegedean menyebabkan bagian kulit martabak sudah gosong duluan sedangkan dalamnya masih belum matang. Tet tot... gagal deh adonan pertama.


Adonannya tidak bolong-bolong seperti adonan yang kedua nih. Bayangin, dari tiga adonan hanya 1 yang berhasil. Adonannya putih dan bolong-bolong sesuai dipetunjuk. Saat adonannya bolong-bolong, masukan gula pasir agar martabak menjadi manis. Tapi, kalau makan martabaknya sambil memandangi foto gue juga pasti manis kok. *eehh.. *salah fokuss...


Nah, foto diatas adalah adonan ke dua yang tingkat ke-gosongannya masih bisa di toleransi sehingga masih layak dimakan. Lagi, tingkat kematangan di dalamnya pun lumayan cukup. Setelah adonan matang di teflon, angkat dan taruh di atas talenan.

Olesi mentega sedikit agar lebih wangi dan gurih. Lalu taburi coklat meses serta biji wijen yang sudah di sangrai tadi. Saran sih, taburinnya di salah satu sisi saja, karena saat taburin diseluruh sisi pasti susah untuk di lipat atau tumpuk.

Tumpuk adonan menjadi setengah lingkaran lalu potong-potong sesuai selera.

Naah, mari lihat hasil karya gue kali ini..

BLACK MARTABAK.
Agak gagal sih memang. Lebih banyak yang gosong dibanding yang berhasil. Hahaha. Tapi tidak apa-apa, yang penting sudah di coba dan percobaan berikutnya mudah-mudahan berhasil, ya! 

Okeh.. Ada yang mau coba buat martabak sendiri? Toping isinya bisa sesuai selera loooh.....
Silahkan dicoba..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^