siap berangkat gan! |
Saat liburan hari buruh di awal bulan Mei kemarin, gue sama tim berencana untuk jalan-jalan yang jauh. Kalau bisa yang murah dan nggak ribet. Tadinya mau sok-sokan ke pulau pari atau sekedar di tanjung pasir. Akhirnya gue berkoar dengan pede untuk pergi ke Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu.
Satu hal yang perlu diperhatikan. Ingatan gue akan Pulau Untung Jawa itu berhenti saat gue masih imut-imut dan duduk di bangku sekolah di level kelas 2 SMP. Nah, sudah berapa tahun lewat? Sudah lama yang pastinya! Otomatis, gue nggak tahu gambaran pulau Untung Jawa sekarang itu seperti apa. Beberapa kali mencoba memasukan setting pulau Untung Jawa di cerpen pun sering di tolak, mungkin... karena gue memang belum kesana lagi kali yuaa.. :D
Gue rasa cukup curhatan tentang bagaimana gambaran pulau Untung Jawa jaman dulu. Layaknya perjalanan yang serba dadakan dan tidak terorganisir, tentu saja yang namanya jam karet itu nggak akan lepas dari sebuah perencanaan perjalanan. Apalagi ini! Ngerencanainnya seminggu sebelum keberangkatan. Baru pada packing pun pagi hari sebelum berangkat. Keren nggak tuh!
Gue sama tim (berikutnya akan gue potong dengan kata 'kami'), janjian di Pintu Air Sewan jam 7 pagi. Bahkan ada yang mengusulkan janjian jam setengah 7 pagi. Hasilnya, jam setengah 8 mereka baru pada muncul di pengkolan. Telat 30 menit dari jam janjian.
Perjalanan ke pulau Untung Jawa bisa di tempuh dengan angkutan umum 'ISUZU' arah Teluk Naga lalu diteruskan dengan angkot putih arah tanjung pasir. Kurang lebih satu jam lebih perjalanan dari pintu air sewan sampai tiba di pelataran parkir pintu masuk tanjung pasir.
Oalaaa, ternyata sekarang tiap pantai di tanjung pasir itu sudah di patok-patoki oleh beberapa oknum dan di berikan tarif masuk untuk ke dalamnya. Ya iyalah, kalau nggak diberikan tarif, mana ada yang mau bayar. Wong di tanjung pasir nggak ada apa-apa toh. Pasirnya hitam dan lautnya agak kotor. Ulah orang Tangerang. -__-" (nyindir diri sendiri)
Ongkos angkot dari pintu air sewan ke tanjung pasir, sebesar 12ribu untuk dua kali naik angkutan umum. checked! Tarif masuk ke pantai Tanjung Pasir, 10ribu untuk 6 orang. checked!
gadis desa... tau aja, yang pada pegi kebanyakan cewe.. :D |
Kami menyusuri pasir-pasir hitam yang menjadi jalan setapak kami menuju pantai. Aroma amis serta asin segera menyergap begitu kami tiba di bibir pantai. Ada beberapa warung yang berjejer di bibir pantai yang tampak sepi dan... agak kumuh menurut gue.
Kami segera menghampiri seorang bapak yang menawarkan jasa kapal untuk mengantar kami ke pulau Untung Jawa. Si bapak menawarkan harga 25 ribu per orang sekali jalan. Berhubung kami akan menginap dan agak ribet kalau harus bayar lagi, akhirnya kami memutuskan untuk sekalian booking untuk kapal balik dari pulau. Oh ya! Pastikan agar saat pulang nanti bisa naik kapal mana saja ya. Pastikan juga nama kapal serta kontak yang punya kapal. Itu penting...! Sewa kapal, 50rb/orang. checked.
Ready gan... |
Namanya juga anak jaman sekarang, belom afdol rasanya kalau belum selfie di kapal nelayan yang mengangkut orang-orang ke seberang pulau sana. Juga, belum afdol kalau belum foto pemandangan selama di kapal. Yeah, cuma kelihatan laut sih... Cuma, ada pemandagan unik ajah. Misalnya, ikan kecil yang tiba-tiba lompat dari atas air seakan menari, ada juga sebundel sampah plastik yang mengambang atau pun tiang pancang yang besar nan berkarat yang tertatam di satu sisi laut.
Tiga puluh menit, terombang-ambing di lautan (halaahh), akhirnya kami tiba juga di pulau Untung Jawa! Rencana awal, apabila tidak dapat penginapan hari itu, kami berencana untuk pulang hari itu juga. Jadi cuma jalan-jalan biasa saja. Beruntungnya, kami menemukan seorang penjaja jasa permainan air yang memang kami incar sejak di Tangerang. Tujuan utama kami kemari ialah jalan-jalan santai dimana di Jakarta sedang penuh demo oleh para buruh.
Tiba di penginapan, kami bersantai ria sebentar lalu siap berkeliling untuk menjelajah pulau. Kami menyusuri jalan konblok serta satu-satunya jalan utama akses di pulau ini. Gue ngerasa agak katrok saat tiap yang 'dulu' belom ada, sekarang jadi objekan foto gue bareng teman-teman. Perjalanan kami tiba di pantai pasir putih dengan laut dan ombak tenang yang akan jadi catatan kunjungan kami di esok harinya. Berjalan menyusuri parit kecil lalu menemukan jalan setapak nan rimbun dengan pohon-pohon rambat yang menutupi seperti terowongan. Cahaya matahari masuk di sela-sela dedaunan membuat refleksi cahaya yang indah. Kami juga menemukan jalan setapak di dekat hutan-hutan bakau yang membawa kami ke pinggir pantai yang sepi dengan air nan jernih. Sayangnya, banyak sampah plastik yang terserak berbarengan pasir putih berkarang.
mulai jalan-jalan. Kebetulan lagi sepi, jadi jalan serasa milik ber-enam. :D |
lupa nama tugu di belakang kite.. |
jalan ini looh, berasa mandi cahaya dari surgaa.. *halahh* :P |
susurin jalan setapak tanpa tahu mau kemana... |
nemu iniiih!! Aslinya lebih bagusss... |
Ada apa ya? Baca di postingan selanjutnya yaa!!
Ngapain nih hayoooooo.... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^