4 Juli 2014

Bintang FTV


Pernah lihat film romansa klasik yang menceritakan kisah cinta tokoh utama (si cowok dan si cewek) yang sebelumnya pernah ketemu, pernah saling bertegur sapa, lalu karena suatu keadaan terpisah. Bukan hanya terpisah oleh jarak, tentu saja oleh kesempatan yang tidak pernah ada. Seiring berjalannya waktu, kisah romansa yang berakhir pilu tadi terlupakan karena datangnya cinta-cinta lain pada masing-masing tokoh. *sinetron banget nggak sih?*


Bersamaan dengan terlupakannya kisah pilu tadi, diikuti 'move-on'-nya para tokoh, beberapa tahun kemudian bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda dan... tanpa saling kenal. Jelas! Jarak waktu sekian tahun yang memisahkan otomatis juga merubah perilaku serta penampilan seseorang. Right?

Yeah, kisah tadi biasanya terjadi di FTV atau Sinetron atau yang lebih keren, mungkin di Film-film layar lebar. Dan pastinya, kebanyakan itu film Indonesia. Percaya atau tidak, kisah diatas ternyata terjadi juga pada gue. Si nona galak yang hampir tidak terlalu percaya pada prince charming atau pun hal-hal yang menurut gue, non sense!

Hal tidak masuk akal yang menjadi pertanyaan gue saat menemukan kenyataan ini adalah... "Kok bisa?!"

Ya bisalah, secara dunia tidak selebar daun kelor kelesss... *alay mode on*

Ngomong-ngomong soal alay, setelah dipikir-pikir... Ternyata gue juga pernah berada di masa-masa tersebut. Terutama masa-masa puber yang berpikiran sempit. Berpikiran kalau masa-masa remaja harusnya bisa diisi dengan kisah cinta romansa yang... manis?

Kisah cinta romansa yang menurut gue dulu itu sangatlah manis. Ditambah maraknya komik-komik Jepang yang bergenre 'Serial Cantik', yang ending-nya tidak semanis yang tertulis. Disanalah kisah itu bermula. Ceritanya, gue kenalan sama seorang cowo, sebut saja namanya... Be (B) bukan nama samaran asli. Ketemunya di suatu tempat bernama Ce (C), bukan tempat asli sebenarnya.

Setelah tiga kali di-PHP untuk ketemuan, akhirnya di minggu yang ke-3 doi pun datang ke tempat Ce. Entah karena gue yang oon atau terlampau setia menunggu, sampai-sampai betah di-PHP-in selama tiga kali berturut-turut. *nangis dipojokan.

Layaknya anak ABEGE yang masih labil, kenalanlah gue sama si Be bahkan diantar pulang ke rumah. Tragisnya, setelah hari itu, si Be menghilang entah kemana seperti di telan bumi. Berhubung gue juga manusia biasa, jadi nggak mau-lah di PHP-in untuk kesekian kali lagi. Menghilanglah ingatan gue akan si Be, walau tidak cukup waktu sebentar.

Beberapa tahun berlalu. Gue pun telah menemukan De, Ge, Ha, Je, dan kawan-kawannya di luar sana. Cinta pun datang silih berganti. Dalam benak, tidak pernah terpikirkan lagi untuk mencari tahu keberadaan si Be, apa yang Be lakukan, pokoknya tidak peduli. Tidak ada satupun yang gue ingat sama sekali tentang si Be. Termasuk PHP-nya.

Saat-saat genting pun terjadi. Tepatnya, beberapa hari sebelum gue memutuskan untuk resign dari kantor yang lama, teman sekantor gue tiba-tiba ngomong kalau dia kayaknya pernah punya kenalan cewe yang punya nama mirip sama nama gue.

Celetukan-celetukan berikutnya seperti merobek salah satu sudut benak di dalam otak gue, mengobok-obok sebuah kenangan yang entah sudah bulukan atau jamuran. Secara tidak langsung pun, membuka kitab-kitab kuno dalam memori gue tentang si Be yang sebenarnya sudah tersimpan di sudut yang paling sulit di temukan. Bahkan mungkin gue hampir lupa kalau pernah ketemuan sampai di antar pulang.

Seiring mengalirnya cerita lama, mengalir pula gelak tawa. Cerita yang dulu sempat buat gue gondok ke ubun-ubun, kemudian kembali mencuat ke permukaan dan kini hanya membekas sebagai kisah lama yang patut di tertawakan. Mentertawakan kebodohan, keAlay-an serta ketidaksadaran gue akan sosok si Be.

Sekian bulan si Be kerja satu kantor sama gue, tidak satu kali pun teringat memori itu. Mungkin karena nama Be yang pasaran kali, yah... That's the other reason to forget, right?
Setelah sekian hari ngoceh-ngoceh, ngomel-ngomel bahkan sampai gondok-gondokan karena kerjaan sama Be, tiba-tiba jadi canggung setengah mati.

"Ooooh, ini loh cowo yang dulu pernah PHP-in gue?!"

Seandainya ada sutradara yang melihat waktu itu, mungkin kisah gue akan diangkat menjadi Film Layar lebar. Nggak usah muluk-muluk deh, minimal FTV aja.

Akhirnya, kisah masa lalu tetaplah hanya berakhir sebagai sebuah memori. Sekedar mengingat tidaklah masalah, asal ingatan masa lalu itu membawa kita ke arah yang lebih baik. Bukan alasan untuk kembali terjerumus ke dalam masa-masa kelam.

Gue hidup dan besar di kota ini. Sejuta orang mungkin sudah gue temui. Bisa saja, gue akan bertemu lagi dengan si Ce, De, Ge, Ha dan orang-orang lain yang pernah mengisi hidup gue dimasa lalu. Pastinya, saat gue bertemu kembali dengan mereka, gue akan membuktikan bahwa keadaan selalu menjadi lebih baik dan pasti lebih baik.

Paling tidak, jangan sampai tragedi FTV ini tidak terulang lagi. *shy*
Jangan sampai juga celetukan "Kalian kayak FTV, ya...", kembali terulang di kemudian hari.
So, dengan siapa dan kapan pun kita bertemu, marilah kita ciptakan kenangan yang baik. Terbaik bagi seluruh dunia. *salam dua jari* *eh* *kampanye*

picture from wallcoo.com, *thanks wallcoo for the cute picture!*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^