Lampu lalu lintas. Traffic Light.
Apa yang terbenak dalam pikiranmu saat kata itu terucap?
M.A.C.E.T!
Benar? Ya... Terkadang saat berkendara lalu terhambat di lampu lalu lintas seakan menahan asa yang ingin terburu-buru. Saat ego lebih besar, justru lampu itu menjadi penghalang terbesar dan paling dibenci.
Aku mememukan sebuah titik dimana 'lampu merah' --begitu para masyarakat menyebutnya-- berjalan begitu lama. Kini ada papan penunjuk waktu akan lamanya lampu merah menyala. Detik hitung mundur masih menyentuh angka 140, artinya masih dua menit lebih!
Yah, nikmati saja...
Waktu dua menit lebih terasa begitu lambat. Ku perhatikan para pengendara sepeda motor yang mulai menjamur ke sisi-sisi jalan bahkan hingga melewati batas yang seharusnya. Lalu, para pengendara motor mulai memompa gas sekuat-kuatnya dan kakinya bersiap memasukkan gigi.
Suara-suara klakson tercipta bersahut-sahutan seakan pertanda dari satu motor ke motor yang lainnya. Pertanda bahwa 'lampu merah' hampir berakhir dan segera saja deru motor terdengar menderu-deru dan para pengendara seakan kesetanan dengan menggas kuat-kuat.
Perhentian 'lampu merah' yang satu ini selalu menarik perhatianku terutama saat pengendaranya bekerja sama dengan klakson-klakson dan gilanya para pengendara saat memacu kendaraan mereka. Seakan arena balap motor GP. Seakan baru saja terbebas dari belenggu yang kuat.
Dan aku...
Sebagai penumpang...
Hanya bisa tersenyum dan menikmati deru kendaraan serta kekompakan yang tercipta secara alami diantara manusia. Walau harus menunggu cukup lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^