Film fenomenal yang katanya adalah film terakhir dari serial Doraemon, si robot kucing berwarna biru yang datang dari masa depan. Setelah digadang-gadang akan tayang di Indonesia, akhirnya 10 Desember lalu film ini keluar hanya di Blitzmegaplex terdekat.
source |
1. Antri!
Kalian harus percaya!! Masalahnya bukan cuma gue saja yang mengalaminya, Kata 'antri' disini pun bukan antri biasa melainkan LUAR BINASA, eh, Luar biasa! Setelah dua kali gagal nonton karena bentrok dengan jadwal dan rumor antri, akhirnya gue dan kawan-kawab baru bisa nonton di hari ke 6 setelah keluar di bioskop.
Gue pergi siang, sekitar jam 1 dari sekolah dan langsung meluncur ke Teras Kota untuk membeli tiket. Kita semua sih sudah rencanain untuk nonton yang agak malam dan sudah antisipasi kalau memang harus antri. Dan, benar saja! Antrian tiket sudah sampai keluar bioskop. Demi bukti, gue sampai foto ke teman-teman biar pada percaya.
Berapa lama antrinya kalau dari luar bioskop gitu? Yah.. kurang lebih 1 jam deh. Belum tuntas disitu. Kalau sekedar antri sih, gue masih bisa bersabar. Masalahnya, anak-anak muda di Indonesia ini masih kebanyakan terserang virus galau
A: "Tinggal yang diatas jam tujuh, lo gimana?"
B: "Gue sih oke aja, lo?"
A: "Gue sih juga oke aja, udah bilang ini..."
Saat itu, gue pengen balik badan terus teriak rasanya ke muka dua orang yang sudah galau nggak jadi sampai keluar barisan dan balik lagi, akhirnya jadi juga dengan jawaban "gue sih oke aja,". Terusss, apa guna omongan lo orang tadiiii.. *terbakar emosi* *salah curcol*
2. Everything Limit!
Semuanya terbatas. Film Doraemon ini hanya tayang di bioskop Blitzmegaplex dan sepengetahuan gue, di Tangerang sendiri hanya ada 2 yakni di Teras Kota dan di Living World Mall. Berhubung yang ada promo itu di Teras Kota, otomatis gue kesana yang jaraknya jauh bingits dari rumah gue. Limited Cinema.
Lagi, tiket yang terbatas sudah pasti, gue sudah ceritain di atas. Seluruh tiket cepat habis dan gue niat awalnya mau nonton sekitar jam 8an. Daripada duduk di depan banget dan nonton tengadah, makasih deh ya... Sayangnya, gue hanya terlena dengan kata-kata...
Mbaknya: "Gimana kalau yang jam 20.50?"
Gue: "Oh, boleh deh mba..." *baca, kata 20-nya yang berarti jam delapan*
Begitu gue beli, begitu keluar bioskop baru sadar. Hah? 20.50? Berarti jam 9 kurang 10 doong.. *eaaaa
Adalagi, ternyata kursi di dalam bioskop memang sedikit. Tahu deh, alasan tiketnya cepat habis, bioskop terbatas, tiket terbatas, kursi terbatas, hatiku terbatas... *ups!
3. Unsatisfied Services
Gue sampai di Tekko itu sudah jam setengah 9, bahkan belom pas setengah sembilan malahan. Sampai disana, parkiran penuh. Adanya di tanah lapang gitu, agak serem cuma nggak ada jalan lain. Parkir disana, sisanya tinggal berdoa ajah.
foto2 dl sambil nunggu studio dibuka |
Jarum jam di tangan gue sudah menunjukan pukul 9 lewat 5 menit. Memang sih, jam gue kecepetan 7 menit, cuma kan harusnya sudah keluar dong yang dari dalam. Dan, kalian tahu gue masuk jam berapa di dalam? Jam setengah sepuluh. Ngaret booooo...
Ada lagi, gue dan teman-teman sepakat kalau ada tontonan lagi, bioskop di Tekko kurang recommended. Kenapa? Kurang nyaman saat menonton.
Hem.. apa lagi ya?
Sudah deh. Dibalik segala ketidaknyamanan serta membludaknya yang menonton film Doraemon ini, banyak kisah baik yang dikisahkan di dalam cerita Doraemaon. Tentang kepercayaan diri, persahabatan, kepercayaan, kasih sayang bahkan keberanian juga ada. Dari 5, gue memberi 4 bintang untuk FILM Doraemon, sedangkan untuk bioskopnya, 2 bintang saja ya. Mudah-mudahan ke depannya lebih baik lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^