1. Akses
Berhubung ini kota orang dan kurang familiar di dalam list must to do visited most, maka sedikit kurang itinerary yang dibuat para blogger. Gue pun mencoba mengikuti beberapa saran dari blog dan tulisan di internet, sayangnya banyak yang tidak terjadi. Contohnya, gue tahu betul bahwa dari kawasan Stasiun Poncol sampai kawasan Tugu Muda itu bisa di akses dengan jalan kaki. Masalahnya, walau jalan kaki menggunakan bantuan GPS pun, kita tidak tahu seberapa jauh dan kuatkah kaki kita....
Contohnya lagi, saat di Lawang Sewu, kami mendapat petunjuk dari guider bahwa di Semarang sudah ada mobil wisata yang bisa mengantarkan wisatawan keliling kota Semarang. Semacam mobil wisata di Jakarta itu loh. Gratis. Sayangnya, saat kita menemui supir dan haltenya, mobil wisata itu baru beroperasi untuk daerah Pandanaran saja. Ya! Hanya sepanjang jalan itu saja... Sedih kan.. di PE HA PE in...
2. Beda Lidah
Entah deh ya, lidah gue dan teman-teman yang beneran beda atau memang makanan di Semarang yang kami coba semuanya agak kurang mancaap gitu. Contoh hari pertama, kami makan malam di daerah Simpang Lima dan berniat membeli Mie Godok namun rasanya... *gak kemakan...*
tahu gimbal, rasanya? Jangan ditanya!!! |
Ada lagi beli tahu gimbal, rasanya juga.... *sama aja* Kedua makanan itu berakhir dengan di coel-coel dan buang. Lidah gue lebih cocok makan bakso pinggiran yang akhrinya jadi pengganti makan malam yang kurang memuaskan itu.
3. Berhenti di Kantor Polisi
Saking sulitnya mengetahui akses kemana-mana, sampai-sampai kami harus berhenti di kantor polisi. Eits, sebenarnya sekalian nungguin teman yang sholat, cuma baru kali ini aja destinasi gue berhenti di kantor polisi. Ketemu orang Tangerang pula! Hadooh...
Okeh.. Itu kami berhenti di ruang tunggu para pembuat SIM. |
4. Numpang pipis di Hotel.
Gue ngakak setengah mampus dalam hati. Saat pulang dan tiba di pasar Senen, gue kebelet pipis. Toilet di stasiun tutup! Bayangin... Kereta yang bisa datang 24 jam, tapi toilet tutup. Jam 3 subuh! Gimana gue pipis? Akhirnya, pak supir yang membawa gue dan kawan-kawan berhenti di salah satu hotel dekat masjid istiqal, Jakarta. Tanya ke satpam, di kasih tahu di dalam. Sampai di dalam, sempat disambut, dikira tamu. Lalu, sambutannya terpaksa ditelan lagi sama resepsionis saat gue bilang....
"Maap mas, saya mau numpang ke toilet..."
Hahahaha... Gue sempat foto di cermin toilet, bukti gue nggak akan lupa akan kisah-kisah tak terduga dari perjalanan tahun kemarin.
Kira-kira... akan ada kisah tak terduga lagi nggak yah tahun ini? Who knows.. Pikirin dulu tuh skripsweet...
*aaaaa* *makan meja*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^