Bulan kemarin, tepatnya bulan Juni, gue mendapat undangan
untuk mengikuti pelatihan penulis dari salah satu penerbit Major di Jogjakarta.
Nama kegiatannya, #KampusFiksi. Penerbitnya, Divapress.
Tampaknya gue nggak harus menjelaskan apa itu #KampusFiksi
atau siapa itu Divapress. Silahkan kalian cari tahu sendiri dengan meng-klik
link yang sudah disediakan disana. Tulisan gue kali ini akan mengupas apa saja
yang gue dapat sepulang dari #KampusFiksi tersebut. Nah, harap bersabar karena
kalau kepanjangan, mungkin akan dibagi dua nih postingannya. :D
1. Pengalaman Baru
Tampaknya akan agak basi kalau menyebut ‘mendapatkan
pengalaman baru’ saat mengisi formulir keorganisasian. Dikolom ‘Motivasi anda
ikut organisasi’, pasti jawabannya begitu. Jamin! (Gue juga sih.. -_-“)
Tapi
jangan salah... Kali ini benar-benar pengalaman baru.
Pengalaman naik kereta sendiri Jakarta-Jogjakarta
(PP loh, Pulang Pergi!). Gue pernah cerita bagaimana ribetnya gue membeli tiket kereta. Walaupun judulnya sudah ‘online’,
tapi saat penukarannya tetap saja harus antri. Tak jauh beda dengan membeli
ditempat.
Hari pertama saat naik kereta ke Jogja,
sukses membuat pinggang gue bengkok ke kanan. Pasalnya, hari pertama sangat
membludak. Pergi di Jum’at pagi dan dapat teman duduk yang sangat-sangat-sangat
tidak kooperatif. Kenapa?
Mungkin karena gue yang juga jaim, jadi si
penumpang sebelah tidak terlalu memperhatikan.
Akhirnya, perjalanan pertama gue dihabiskan
dengan tidur-tiduran. Menyandarkan tubuh ke arah kanan selama kurang lebih 8
jam. Wew! Kebayangkah bagaimana rasanya? Disarankan, bayangkan saja, jangan
dialami! Bisa-bisa ikutan encok... Hehehe...
2. Teman-teman baru
Gue sempat takut-takut saat pertama membaca
pengumuman dan terpilih. Senang? Pasti! Takut? Iya! Kenapa? Tidak ada satupun
dari mereka yang gue kenal. Lalu, pikiran gue melayang ke masa-masa SMA.
Sekolah negeri pertama yang gue pijak. Gue pun berpikir, pasti rasanya sama
seperti saat itu. Asing. Terasa beda sendiri. Bahkan paling beda. Namun,
perbedaan itu yang justru membuat gue kangen dengan para alumni PASKIBRA
angkatan gue. Memang terasa asing. Terasa beda. Tapi, momen yang mereka
ciptakan membuat gue selalu kangen akan mereka.
“Justru
yang beda itu yang bisa bikin kangen. Yang lebih mengerti.”
Pikir gue setelahnya. Dan... Terbukti! Gue dapat
teman-teman baru yang benar-benar baru! Nggak ada satu pun yang gue kenal,
benar-benar kenal! Kenalan lagi, pelajari karakternya dan gue sekejap terpukau.
Ternyata, gue berada di tengah-tengah para penulis handal dan hebat! Mereka
yang teknik menulis serta karya-karyanya yang sudah diterbitkan oleh beberapa
penulis di luar sana. Daebak!
Gue? Hanya seorang penulis amatir yang
terpilih setelah ikut seleksi. Memang... Seluruh peserta pelatihan merupakan
penulis terpilih setelah seleksi. Ah, menyenangkan rasanya.
3. Ilmu baru...
Wajarlah jika seorang penulis amatir
mengatakan hal semacam itu. Kenapa? Saat teman-teman sudah berhasil menembus
dunia kepenulisan dengan ‘gagah’ dan ‘lancar sentosa’, gue masih disini
berusaha menembus dunia kepenulisan. Paling tidak, kali ini gue sudah bisa
tembus level ‘elementary’. Haha...
Berbekal ilmu yang di dapat dari Gunung
Merapi, eh, KampusFiksi, gue mulai punya percaya diri. Bersiap menghasilkan
karya-karya yang berkualitas, hahaha (gaya pahlawan bertopeng).
Sebenarnya masih banyak yang di dapat selepas pelatihan
tersebut. Entah cinderamata-nya, entah oleh-oleh yang di dapat setelah merayu
Mas Syukur agar boleh ke Malioboro, entah foto-foto alay-nya para peserta
pelatihan.
Semuanya melebur menjadi satu. Ah, jadi ingat sepatah-dua patah kata
dari Roy Adiputra. Salah satu peserta yang diminta mengucapkan kata-kata
penutup.
“Selamat pagi,” (disorakin rame-rame...) “Sebenarnya saya
berkata seperti itu berharap saya dapat bertemu sehari lagi dengan teman-teman
sekalian.”
Yah... Secara tidak langsung, kami menemukan keluarga kami
yang lainnya. Ada 3 putri dari 3 daerah yang berbeda. Putri Palembang, Putri
Probolinggo, satu lagi putri dari mana ya? Ups, gue lupa. Satu lagi yang gue
suka dari kata-katanya Roy.
“Semoga kita bertemu lagi suatu hari nanti dan kita dapat
saling bertukar novel kita masing-masing...”
Kata-kata Roy langsung disambut teriakkan, AMIIIIINNNN!!!!
Rasanya tiga hal yang gue sebutin diatas masih belum cukup
mewakili apa saja yang gue dapat dari pelatihan selama 2 hari tersebut. Tapi
tenang, mungkin masih ada beberapa kisah tercecer dari balik pelatihan
tersebut.
Waiting for that....
*semua foto merupakan foto pribadi penulis.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^