Begitu pun kisah yang tercecer seusai pelatihan di Jogjakarta. Kisah yang tercecer. Berasal dari barang-barang yang mengisi kisahnya.
Sepasang sandal. Perjalanan ini dimulai saat mengenakan sandal tersebut lalu menerima pelatihan ditengah mereka yang 'WOW' sedangkan aku yang... 'OH...' Dua hari terlewati bersama si sandal putih bertuliskan #kampusfiksi
Berlanjut pada sebuah papan nama. Membuatku mendesis, 'wih...' Berasa seperti seorang Duta Besar dari suatu negara Besar. Mengikuti konferensi atau rapat tingkat Internasional. Wow... Khayalan yang terlampau tinggi. Bersamaan si papan nama, disampingnya terselip sebuah pin. Pin berwarna biru yang dibuat secara kolektif, tersisipkan sebuah doa kecil di dalamnya. 'Novelis siap Terbit'. Ups, ada sedikit kesalahan rupanya. But, that's oke... No problem...
Lalu yang terakhir. Lima tumpuk novel, sepucuk sertifikat, sebuah gantungan kunci dan terakhir kartu member #kampusfiksi. Mereka berjejer gagah pertanda berakhirnya pelatihan. Pertanda dimulainya pertempuran yang sesungguhnya. Bermodalkan sebuah novel dengan tanda-tangan asli si penulis, dibawa pulang beriringan bersama di lepi biru dan segunung tas biru.
Ups, ternyata masih ada cerita lain yang menunggu dari kisah yang tercecer. Baiklah, akan dikumpulkan dan kelak waktu yang menyempatkan supaya penulis bisa menceritakannya disini. Dibalik postingan ini.
Kisah yang tercecer. Bukan sengaja tercecer. Hanya dikumpulkan, lalu menceritakan kisah dibaliknya. Menikmati tiap kisah yang tersirat. Bersama kisah-kisah. Kisah tercecer lainnya......
that must be an unforgettable moment for u cha.
BalasHapus^_^
That's right anti. Unforgetable moment! :)
Hapus