Dengan kekuatan bulan... aku akan menghukummu!
Ya! Penggalan kalimat diatas tidak sesuai dengan tema kali ini. Ultraman!
Kalian-kalian yang lahir diera tahun '90 sampai 2000-an, pasti tidak asing lagi dengan pahlawan pembela kebenaran tersebut. Dari sekian banyak pembela kebenaran, Ultraman ini termasuk salah satu yang gue favoritkan. Ada ciri khas dari Ultraman ini yang masih melekat kuat dalam benak.
Jalan cerita film ini pun sama seperti film pembela kebenaran pada umumnya. Ada seorang penjahatnya, lalu buat keributan kemudian bisa di tumpas dengan mudah tanpa harus mengeluarkan wujud asli sang Ultraman. Namun, rupanya penjahat yang dikira sudah mati itu ternyata masih hidup. Mereka cuma anak buah dan sang majikan pun akhirnya keluar. Mau tak mau, si Ultraman pun akhirnya keluar. Dengan wujud besarnya, melawan musuh yang kebanyakan sejenis 'godzila'. Bertarung hingga akhirnya kehabisan tenaga. Di depan dada Ultraman, ada lampu penanda energi. Jika sudah bunyi, 'toneng, toneng, toneng', artinya tenaga Ultraman hampir habis. Sedangkan si musuh masih belum berhasil disingkirkan. Nah, justru di saat kritis itulah, tenaga tak terduga Ultraman keluar dengan hebat dan dahsyat! Akhirnya, musuh pun terkalahkan.
The End!
Eits, postingan ini tidak berakhir sampai disitu. Gue merenungkan beberapa hari belakangan ini setelah keluhan yang gue lontarkan sebelumnya. Rasanya kisah para pembela kebenaran itu sebenarnya ingin menggambarkan sesuatu pada kita. Sayangnya, para penontonnya anak kecil jadi yang diambil adalah nilai kepahlawanan serta kehebatan si pahlawan kebenaran. Dan sayangnya lagi, setelah belasan tahun, gue pun baru bisa menyadarinya sekarang ini. Tepatnya setelah kelegaan ini terasa, tercipta, seusai seluruh beban gue seakan diangkat oleh Tuhan.
Seperti sang Ultraman, kita diberikan kemampuan, kekuatan dan keahlian khusus dalam menghadapi setiap masalah hidup. Misalkan, Ultraman lawannya musuh sejenis 'godzila', lalu power ranger lawannya sejenis 'robot', atau pun Sailormoon lawannya penguasa ilmu 'bulan hitam'. Kita pun punya kemampuan sendiri-sendiri. Kita seorang manusia biasa, bisa menanggung beban yang paling berat hingga yang paling ringan. Jangankan menanggung, menimbun pun bisa!
Kadang, kita lebih memilih jalan keluar lain, jalan yang lebih aman dan tak melukai siapapun tanpa kita tahu bahwa jalan tersebut hanya menimbun masalah yang ada. Mungkin terselesaikan untuk orang lain, tapi belum tentu untuk kita sendiri.
Kita bertarung. Seperti pahlawan kebenaran tadi yang melawan para penjahat dengan gagah berani. Mengeluarkan segala jurus-jurus yang dimiliki. Mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki. Awalnya kita berhasil. Menumpas kejahatan, menumpas masalah atau menghindari masalah. Tapi tanpa terasa kita telah terluka akibat pertarungan tersebut.
Sayangnya lagi, masalah-masalah itu tetap bukan masalah utamanya. Bukan 'musuh utama'-nya. Saat kita sudah percaya diri telah mengalahkan setiap masalah, tanpa disadari, kita telah mengandalkan diri kita sendiri. Mengandalkan kemampuan kita yang berhasil memenangkan pertarungan tersebut. Pertarungan kecil.
Sang 'musuh utama' pun akhirnya muncul. Masalah utama muncul bertubi-tubi saat kita tengah berada dalam kepercayaan diri nan tinggi. Kita melawan sang musuh utama seperti biasa, mengandalkan pikiran, kemampuan dan keahlian yang kita punya. Hingga akhirnya kita kehabisan tenaga, seperti Ultraman. Bedanya, kita tidak punya alarm yang menandakan bahwa tenaga kita habis. Hanya tanda kelelahan, rasa sesak serta segala rasa yang berkecamuk dalam diri dan membuat kita melihat segala hal menjadi hal yang negatif. Marah-marah terus.
Saat kita dalam keletihan tersebut, IA datang, menggendong kita dan menapaki jalan yang sama. Kita merasa kita yang berjalan, padahal IA yang menghadapinya. Seperti sang Ultraman, tenaga cadangan terakhir. Kekuatan terakhir kita pun akhirnya muncul.
IA yang menopang kita. Memberikan jawaban yang terbaik. Bahkan membuat kita dapat melihat dengan lebih baik. Dengan cara yang luar biasa. Lebih dari yang biasa. Menyadarkan kita bahwa kita tidak akan pernah bisa mengandalkan diri sendiri. Meski begitu, IA akan tetap hadir, menolong, menopang dan menggendong kita. Menghadapi setiap masalah.
"Berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan," Yeremia 17:7
kalimat pembukanya punya sailormoon haha :) dulu sy juga suka Ultraman, tapi sekarang pas nonton lagi malah ketawa-ketawa sendiri... *baru nyadar efek bo'ong filmnya... bunyi toneng-tonneg dari lampu di dada ultraman itu ngingetin sy akan The Power of kepepet, jadi saat terdesak justru kekuatan asli muncul.. tapi bener se, pad akhirnya penolong paling kuat ya Dia.. :) Nice post! :)
BalasHapusHahaha.. gak tau kata2 khas ultraman. Hehe.. betul, berasa oon amat ya sekarang kalo diingat2. Tp sbnrnya ª∂a̲ nilai tersirat dr film2 itu. Hehe..
Hapus