5 Agustus 2013

Makan Enak

Sebelum gue menanyangkan artikel ini, gue menyempatkan diri tanya ke teman-teman gue mengenai definisi dari judul artikel gue ini. Cara bertanya-nya, lewat twitter. Setelah ditanya, kesimpulan yang gue ambil dari jawaban mereka ialah,

"Makan enak ialah makan makanan yang kita suka, bersama dengan orang yang kita sayangi..."

Makan enak.

Beda lagi pendapatnya dengan orang-orang yang tanpa gue mintai pendapat selalu bilang begini, "Gue kalau ngeliat si Luisa makan tuh rasanya napsuin. Kayaknya enak gitu..."
gambar dari sini, thanks! *Yummy picture*

Saat itu, kepala gue langsung bekerja. Mereka bisa mendefiniskan bahwa sebuah makanan rasanya enak saat melihat gue makan. Sampai-sampai gue pergi ke toilet dan bercermin. Berharap menemukan sosok 'enak' yang dilihat orang-orang tadi. Setelah berupaya sedemikian rupa, gue tetap gagal menemukan sosok 'enak' tersebut. Mungkin saja, ini mungkin yah. Mungkin mereka melihat ayam goreng, daging asap atau pun ikan salmon yang enak-enak di muka gue. Berasa panci prasmanan gitu. Ckckckck.. *frustasi*

Teman-teman sebangsa dan setanah air. Apa yang kalian semua pikirkan dengan judul postingan gue ini? Seporsi makanan enak-enak, contoh: ayam, daging, ikan atau makanan lain yang dikategorikan enak. Dan kebanyakan makanan tersebut tidak tergolong murah. Alias mahal! Catet!

Bagi orang kantoran yang masih digaji, tentu makanan yang gue sebutin diatas termasuk golongan makanan murah. Atau kategori sederhana. Kalau kata ahli kesehatan sihm 4 sehat 5 sempurna. Sempurna. Apanya yang sempurna?

Sejak kecil, gue selalu diajarkan untuk selalu menghargai tiap makanan. Makanan yang diambil dalam satu piring, harus dihabiskan, tanpa alasan. Dulu, ancamannya sadis. Nggak habis, kelak nasi yang kita ambil akan melayang ke hidung, telinga bahkan ke mata. Judulnya juga ancaman. Sebagai anak kecil, gue tetap merasa takut dan memutuskan menghabiskan seluruh makanan gue.

Kebiasaan ini akhirnya terbawa hingga sekarang. Sekarang gue ambil porsi makan dibatasi, takut tidak habis. Mubazir. Kalau kata orang tua dulu, 'nanti nasinya nangis loh...' Padahal nasi memang akan berair jika didiamkan dalam jangka waktu yang lama.

Lalu, apa dari maksud makan enak dong? Menurut definisi gue, *gaya profesor*, makan enak itu ialah saat kita menikmati sebuah makanan layaknya kita nggak akan makan tuh makanan lagi. Ibaratnya, itulah saat terakhir kita makan. *jeng jeng jeng* *musik seram*

Ups, biar jelas, maksud gue adalah kita menikmati makan itu dengan seluruh hati kita. Intinya, hargailah tiap makanan yang kita makan. Bukan 'harga' berarti harga beneran, tapi 'harga' yang harus dibayar oleh si pembuat agar makanan itu dapat disajikan dengan baik kepada kita si pemakan. Perjuangannya nggak mudah loh.

Saat gue sakit dan lidah gue nggak bisa merasakan dengan baik, gue bilang semua makanan itu nggak enak. Walaupun disodori ayam gulai, opor ayam atau makanan berkelas lainnya, pasti rasanya tetap hambar. Intinya, nggak enak.

Jadi, menurut gue, nggak ada tuh makan enak karena setiap makanan sebenarnya enak. Kalau kita menikmatinya dengan seluruh hati dan menghargainya. Ingat, disisi lain tiap kota pasti ada orang-orang yang kurang beruntung hingga tidak dapat menikmati makanan yang layak seperti kita-kita ini. Sekarang pun, gue sedang berusaha untuk tidak menyia-nyiakan makanan. Hati terasa miris saat lihat mereka yang kekurangan tidak dapat makan dengan baik seperti kita.

So, hargailah makananmu. Jangan pilih-pilih makanan. Jadi omnivora itu tidak buruk juga kok. Asal menjaga jumlah asupannya. Hahaha..

3 komentar:

  1. setuju, semua makanan itu enak, hanya selera masing2 oranglah yg membedakannya

    BalasHapus
  2. Makan enak versi saya = makan bebek panggang sama cah kangkung di Kal*sa*, terus dibayarin sama fans. hahaa :p

    BalasHapus

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^