Orang tua jaman dulu dan sekarang sering bilang, masa remaja merupakan masa keemasan bagi seluruh manusia yang ada di muka bumi. Tapi benarkah definisi yang mereka utarakan? Ada yang jawab YA, ada pula yang jawab TIDAK. Lalu, pernahkah terpikirkan untuk merasakan masa-masa keemasan tersebut.
source |
Pengalaman gue selama berorganisasi atau terlibat dalam suatu angkatan, seakan menjadi kenangan tersendiri buat gue. Jujur, gue alami banyak masa keemasan dalam hidup gue. Khususnya dalam hal berinterkasi dengan sesama.
Misalnya, saat gue masih duduk di bangku *ya iyalah*
Walaupun bukan sebagai tokoh langsung yang menjalani kompetisi tersebut, paling tidak gue sempat mengikuti seleksinya. Tidak menang? Tidak masalah. Karena orang yang mewakili sekolah tersebut hanya berasal dari angkatan gue dan saat itu angkatan gue digelari angkatan emas dengan segudang prestasinya.
Bangga nggak? Jelas bangga!
Lain cerita lagi saat gue ikutan organisasi di Gereja dan di Kampus beberapa tahun berikutnya. Saat angkatan gue menjadi pengurus 'ter-melejit' dan di kampus menjadi angkatan 'ber-prestasi'.
Terutama saat gue akhirnya menyaksikan wajah gue terpampang besar di halaman gerbang masuk kampus gue. Dipajang jelas-jelas, nama dan foto gue di selembar spanduk besar bertuliskan "SELAMAT!"
Juga, cerita akan gue yang akhirnya memajang foto-foto gue dalam sebuah pamflet sederhana lalu menempelnya seantero gedung D hanya untuk menjaring pemilih. Serasa seorang 'buronan', gue pun akhirnya merasakan juga. Segala hal yang bisa terjadi hanya disaat-saat dirimu sedang berada di masa keemasan dunia muda.
Masa-masa dimana prestasi sedang diraih sekuat mungkin, setinggi mungkin. Masa-masa dimana bermain dan belajar bisa berbanding 70:30. Masa-masa dimana sebuah beban bisa melayang begitu saja saat tertawa bersama teman sejawat, lalu kembali menghinggap saat kembali ke rumah. Masa-masa dimana aspirasi orang muda masih terkadang dianggap sepele dan terkadang dianggap brutal.
Masa-masa itu yang masih gue nikmatin sekarang ini. Masa keemasan gue yang nggak akan mungkin bisa diulang sampai kapan pun lagi. Meski lahir kembali pun. *ingat film sungokong*
Masa-masa itu...
Masa-masa dimana kita sudah memiliki julukan 'kepala dua'.
Umur-umur dua puluhan yang dulunya menurut gue 'TUA', kini terbukti salah.
Tidak heran seluruh manusia ber'kepala dua' ini disebut tua dan marah.
Karena kami belum TUA.
Kami memang berkepala dua karena kami umur Dua Puluhan.
Tapi disinilah kami bergerak, mencari jati diri dan beraksi.
Disini kami berjaya, gue khususnya.
Disinilah gue berkarya.
Disini. Umur segini. dUA pULUHan!
Everything can be changed, you can change the world but never let the World change you. YOU! The special one, created by GOD! ~LuizaCha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^