5 Februari 2014

Pesta Musim Semi ala Umat Paroki HSPMTB (2nd Year)

Sarung tangan, checked!
Masker, checked!
Helm, checked!
Kunci Motor, checked!
Cek BBM dari koko, unchecked! *lho..

Jarum panjang pada jam tangan milik gue sudah menunjukkan pukul 17.23 dan gue masih ada di parkiran kantor, memanaskan mesin motor. Niatnya mau ikut misa di gereja, lalu karena mulai misa-nya jam 5, jadi niatnya terpaksa dibatalkan.

Tak lama, gue tarik gas motor kemudian melaju dengan kecepatan rata-rata menuju gereja. Memangnya ada apa sih di gereja sampai bela-belain datang walaupun sudah telat? Nah, sebelum gue menjawab, masih ingatkah akan Pesta Musim Semi ala gereja gue di tahun kemarin? Kalau belum, baca dulu deh postingannya!

Gue tiba di TKP dan misa sudah setengah jalan. Sambil menunggu teman, gue pun berjalan memojokkan diri ujung kanan gereja, tepatnya dekat tangga aula St. Agustinus. Setengah jam menunggu, akhirnya muncul makhluk berbaju merah, berjaket biru, bernama Lidya.

Kami berdua langsung beranjak menuju aula St. Maria untuk mendengarkan briefing awal dan mendapat tugas "stand by" di tempat. Okeh! Gue rasa ini konsekuensi tidak ikut briefing hari minggu sebelumnya serta datang telat. *poor us*

Begitu misa selesai, para pasukan pembagi angpao dan jeruk yang berbaju merah tampak memenuhi hampir seluruh ruang gereja untuk bagi-bagi angpao dan jeruk. Gue? Duduk manis di stand awal dan mengobrol dengan sohib gue yang satu itu. *huahaha* *evil laugh*

Selesai bagi berkat, angpao dan jeruk, seluruh umat disuguhi lagu-lagu khas Imlek, pertunjukkan barongsai, serta... makan malam bersama! Ya! Bukan cuma makan malam keluarga biasa, tapi makan malam satu gereja! Kesempatan unik ini hanya bisa dijumpai saat acara-acara besar di gereja saja, jika acara-acara biasa, belum tentu ada.
makan malam
Selepas makan malam gratis, sebuah panggung dipojokan gereja menarik perhatian gue. Kali itu, gue sudah ber-4 bersama Sisca, Intan dan Lidya. Awalnya sok jaim namun saat lihat begitu banyak hadiah doorprize-nya, kami pun tergiur untuk maju paling depan. Berawal dari Lidya yang berhasil menjawab pertanyaan, lalu disusul gue yang berhasil setelah mempertunjukkan 'jigoan' logam kepada pembawa acara (Ci Yanti dan Ko Julius).
doorprize! :D

"Nggak sia-sia gue bawa-bawa 'jigoan' tiap hari juga!" celetuk gue yang kemudian di sambar tawa Lidya dan kedua teman gue.

Menanti sisa-sisa doorprize, kami disuguhi lagu selingan Tong Hua yang dibawakan oleh Pak Sigit. Melanjutkan acara bagi-bagi doorprize, kali ini giliran Sisca yang berhasil mendapat hadiah setelah menjawab pertanyaan Ci Yanti. Uniknya, kami menunggu gilirian hingga Intan juga kebagian hadiah. Berkali-kali menjawab, menunjukkan STNK sampai maju-maju paling depan, tak kunjung-kunjung juga dapat hadiahnya. Sampai putus asa dan mau pulang, tiba-tiba Ci Yanti bertanya, "Siapa yang punya peniti?"

Ting!
Dengan cepat otak gue bekerja dan melihat tas gue yang biasa disangkuti peniti. Alhasil, dapatlah Intan hadiahnya.

"Nggak sia-sia gue bawa peniti tiap hari!" lagi-lagi celetuk gue yang kini disambar tawa menggelegar dari ketiga teman gue tadi.

Ikut Misa, checked!
Makan malam bersama, checked!
Bawa pulang makanan, checked!
Bawa pulang doorprize, checked!

Kami pun melenggang meninggalkan pelataran gereja dengan wajah-wajah yang senang.

"Berasa kayak ibu-ibu WK yang abis pertemuan lingkungan, pulang bawa makanan, doorprize, komplit dah!" celetuk Lidya di twitternya sesaat setelah sampai dirumah.

Yah! Imlek tahun ini semoga memang membawa berkah. Bagi seluruh masyarakat dimana pun dan kapanpun berada.






pulang bawa doorprize masing-masing.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila komentar. Komentarmu adalah penyemangat untuk tulisan berikutnya! See ya! ^^